TIMES MALANG, MALANG – Pemkab Malang mendorong pengembangan budidaya tanaman tembakau unggulan di lahan seluas 600 hektare. Dengan varietas pilihan, potensi hasil budaya berupa tembakau kering bisa mencapai 800 ton.
"Ada total lahan seluas 600 hektar lebih di Kabupaten Malang yang bisa dijadikan pilot project pengembangan budidaya komoditas tembakau ini, dengan estimasi hasilnya bisa mencapai 800 ton pertahun," terang Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Avicienna M Sani Putera, usai panen bersama tembakau di Dusun Krajan, Desa Jambangan, Dampit, Kabupaten Malang, Selasa (15/10/2024).
Dikatakan, pengembangan budidaya komoditas tembakau ini didukung dengan program bantuan APBD Kabupaten Malang, melalui program bantuan dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT).
Bantuan yang diberikan, lanjutnya, berupa pupuk, alat pengolah lahan (cultivator), alat perajang tembakau sendiri, yang diberikan kepada kelompok tani tembakau.
"Di tempat lain, juga berbentuk bantuan jalan produksi tani, dengan pagu bantuan senilai Rp 200 juta," terang Avicenna.
Dikatakan, ntuk benih tembakau yang ditanam, adalah jenis varietas unggul Kasturi. Sedangkan, untuk memastikan budidaya tanaman tembakau ini berhasil, lanjutnya, juga ada kerja sama dengan mitra kelompok tani, dalam penyediaan benih, pendampingan hingga menjadi off taker atau mengambil hasil panen dari budidaya.
Pemotongan pita sebagai simbol peresmian jalan produksi tabu Program DBHCHT di Desa Jambangan, Dampit Kabupaten Malang, Selasa (15/10/2024). (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Secara khusus, Avicienna menyebut bahwa wilayah pertanian di Desa Jambangan cukup bagus, karena tanahnya subur dan cukup air. Baik untuk pertanian padi, maupun untuk komoditas tembakau.
Lahan yang ditanami tembakau di wilayah Desa Jambangan ini, kurang lebih 3 hektar dan dikembangkan petani menjadi 4 hektar. Sedangkan, di seluruh wilayah Kecamatan Dampit, total lahan yang ditanami seluas 14 hektar.
Dari bantuan DBHCT, jalan produksi tani yang dibangun untuk mendukung pertanian warga Desa Jambangan tahun ini sepanjang 238 meter, berupa jalan rabat beton.
Total DBHCT yang diterima Kabupaten Malang untuk mendukung sektor pertanian sendiri totalnya Rp 13 miliar. Dana ini diantaranya dipakai untuk pembangunan infrastruktur, juga pengadaan bantuan sarana prasarana sektor pertanian.
Sementara itu, Kepala Desa Jambangan, Eko Budi Cahyono mengungkapkan, pertanian tembakau sebenarnya sudah pernah dilakukan di wilayah Desa Jambangan ini sejak awal tahun 2000-an.
Dari hasil budidaya tembakau saat itu, menurutnya petani dihadapkan pada penjualan tembakau kering dari daun tembakau basah, karena memang ada selisih harga penjualan cukup banyak.
"Akan tetapi, saat itu petani tembakau terkendala, untuk bisa menjual tembakau keringnya. Sempat mencoba dengan cara di-oven (dipanasi), namun akhirnya macet karena kurang bisa dilakukan maksimal," terangnya.
Dengan dukungan pola kemitraan, lanjut Eko, pertanian tembakau di Desa Jambangan akhirnya diseriusi kembali, sampai sekarang.
Karena itu pula, pihaknya berharap dukungan tetap diberikan terutama Dinas terkait. Termasuk, pemenuhan insfrastruktur penunjang agar pertanian semakin berkembang dan berkelanjutan.
"Di Desa Jambangan ini, selama lima tahun terakhir, sekitar 70 persen dari kebutuhan insfrastruktur sudah terpenuhi. Sehingga, masyarakat tetap berharap adanya dukungan ini terbekelanjutan," ujar Eko Budi. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |