TIMES MALANG, JAKARTA – Toko itu berada di dalam gedung kantor. Tidak ada satu pun pengunjung yang datang. Siapa sangka penjualannya rata-rata Rp 100 juta per hari. Apa rahasianya? Berikut catatan Joko Intarto, praktisi interpreneur, founder Jagaters.
***
Begitulah toko emas Galeri 24 hari ini. Pedagang dan pembeli tidak harus bertemu di outlet. Mereka cukup berkomunikasi melalui platform TikTok. Transaksinya menggunakan mobile apps. Tak heran jika saya menyebutnya toko emas TikTok.
Omset toko emas di TikTok itu tidak buruk-buruk amat. Penjualan per hari rata-rata sebesar Rp 100 juta. Sebulan bisa Rp 3 miliar.
Padahal, tokonya sangat sederhana. Hanya menggunakan sebuah ruangan berukuran 4 x 4 meter. Ruangan kerja itu disulap menjadi studio produksi siaran langsung untuk memasarkan aneka produk emas yang dimiliki Galeri 24.
Peralatan produksi siaran langsung itu juga sangat sederhana. Hanya mengandalkan sebuah smartphone kelas medium yang menjalankan semua fungsi: kamera, microphone dan streamer. Dua buah laptop digunakan sebagai layar monitor. Satu di atas meja. Satu lagi di lantai.
Ada tiga orang yang bertugas di studio. Dua orang berperan sebagai presenter. Satu orang lainnya memonitor siaran.
Mereka bukan public figure, melainkan karyawan Galeri 24 sendiri. Satu tim bertugas satu jam, kemudian diganti tim dua dan seterusnya. Sehari Toko Galeri 24 bersiaran selama delapan sesi.
Sebelum bersiaran di TikTok, Toko Galeri 24 sudah mencoba beberapa platform media sosial lain: Facebook, Youtube dan Instagram. Namun hanya TikTok yang menghasilkan penjualan tinggi secara konsisten.
Akhirnya diputuskan untuk bersiaran malui TikTok saja. Media sosial lainnya digunakan untuk mengomunikasikan toko di TikTok itu.
Galeri 24 adalah anak perusahaan Pegadaian yang mulai beroperasi tahun 2018. Pada awalnya, Galeri 24 memasarkan produk emas melalui 80 outlet fisik yang tersebar di seluruh Indonesia. Toko online sudah dibangun. Tetapi penjualannya belum menggembirakan.
Baru beroperasi 2 tahun, Galeri 24 dihadapkan pada situasi sulit. Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia menyebabkan penjualan konvensional tidak bisa diandalkan lagi.
Dari kesulitan itulah terbetik ide untuk membesarkan toko online dengan memanfaatkan konsep live selling yang tengah ngetren di berbagai platform media sosial. Live TikTok akhirnya menjadi andalan.
Sekarang pandemi sudah melandai. Toko offline sudah buka dengan jadwal normal. Tetapi tren penjualan secara online tidak menurun. Malah terus naik.
Arifmon, Direktur Utama Galeri 24 meyakini, penjualan online itu direspon baik karena tingkat kepercayaaan publik terhadap brand Galeri 24 sudah cukup tinggi.
Keberadaan outlet offline itu menjadikan masyarakat tidak khawatir membeli emas di galeri 24 secara online. Fenomena itu akhirnya menginspirasi lahirnya tagline baru Galeri 24: Beli Emas Tanpa Waswas. Gaya pemasaran ala toko emas TikTok. (*)
Pewarta | : |
Editor | : Deasy Mayasari |