TIMES MALANG, MALANG – Kisah inspiratif datang dari Atik Tri Tatuningtyas, seorang penyandang tunadaksa asal Kepanjen, Kabupaten Malang, yang berhasil mengembangkan usaha jus miliknya. Dulu, Atik menjalankan bisnisnya tanpa konsep yang jelas. Branding, iklan, dan lainya tak pernah dia tangani dengan proper.
Namun, saat ini, dia berhasil mengembangkan bisnisnya hingga punya 3 cabang. Hal itu berkat program inkubasi Empower Academy. Melalui pendampingan intensif dan pelatihan legalitas usaha, Atik mampu membawa usahanya, FrutaFrooty, terus tumbuh dan berkembang.
Sebelum mengikuti Empower Academy usahanya sempat bernama Just Juice. Namun saat proses pelatihan, ia menemukan bahwa nama tersebut sudah banyak digunakan dan belum memiliki legalitas. Hal ini mendorongnya untuk melakukan rebranding total.
“Ketika kita dilatih-latih, akhirnya merek yang saya daftarkan ternyata banyak. Nah itu brandingnya kita ubah total dari nama, dari slogan itu beda sekali,” ujar Atik, Kamis (17/7/2025).
Ia menambahkan, sebelumnya saya tidak mengerti pentingnya HAKI bagi sebuah produk. Empower Academy mengubah cara pandangnya terhadap bisnis.
Kini, tak hanya legalitas, Atik juga mendapatkan wawasan baru tentang digitalisasi bisnis, termasuk pentingnya menjangkau pasar melalui marketplace.
“Belum pernah pakai sebelumnya, tapi sekarang saya belajar sendiri setelah ikut pelatihan. Dan ternyata hasilnya sangat terasa,” imbuhnya.
Atik menegaskan bahwa perubahan signifikan dirasakannya setelah mengikuti pelatihan. Meski masih dalam tahap pembelajaran, Atik mengaku lebih percaya diri dan bertekad untuk terus berkembang.
“Alhamdulillah perbedaannya sangat besar. Saya sendiri akhirnya memutuskan untuk bergerak lebih jauh, intinya mau bertumbuh dan berkembang,” ucapnya penuh semangat.
Kisah Atik menjadi bukti bahwa penyandang disabilitas mampu menjadi pelaku usaha yang produktif dan mandiri jika mendapatkan pendampingan dan akses edukasi yang tepat. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |