TIMES MALANG, MALANG – Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Sastra Jerman Universitas Negeri Malang (UM) menggelar Seminar Kominfo dengan tema “Your Values, Your Identity: Menjadi Diri Sendiri yang Beretika di Era Digital” pada Sabtu (03/05/2025). Seminar ini menghadirkan dr. Arief Alamsyah Nasution, MARS., DiplFM sebagai pembicara utama.
Dalam materinya, dr. Arief mengajak peserta menggambarkan tokoh Deddy Corbuzier dalam satu kata sebagai pembuka, lalu melibatkan mahasiswa dalam kegiatan interaktif seperti mencari nama mereka di Google untuk memahami persepsi publik terhadap diri mereka.
“Personal branding bukan hanya soal kemasan luar,” ujar dr. Arief. “Misalnya, banyak orang ikut tren jualan online, tapi belum tentu mereka punya jati dirinya atau vallue sebagai seller.”
dr. Arief menekankan bahwa personal branding adalah tentang bagaimana orang lain mengenal dan mengingat seseorang. “Branding yang kuat terbentuk jika persepsi sebagian besar menunjukkan hal yang sama,” jelasnya.
Ia juga memperkenalkan konsep “Diamond in You”, yaitu tujuh ciri personal brand yang cemerlang: dikenal, dimengerti visi misinya, disukai dalam interaksi, diterima publik, dipilih, direkomendasikan, dan dibela saat diserang.
Lebih jauh, dr. Arief mengajak mahasiswa untuk berinvestasi dari leher ke atas, yang berarti menekankan pentingnya ilmu dibanding penampilan semata. Personal branding sejati bukan pencitraan sesaat, tetapi makna hidup yang dijalani secara konsisten.
Ia juga membantah berbagai miskonsepsi seputar personal branding, seperti anggapan bahwa branding hanya untuk tokoh publik, atau bahwa branding berarti berpura-pura. “Personal branding itu genuine. Tidak memaksa kita menjadi orang lain,” tegasnya.
dr. Arief juga menyampaikan langkah membangun personal branding mulai dari menetapkan misi pribadi, mengenali kebutuhan stakeholder, menentukan posisi brand, menyusun elemen dan janji brand, strategi komunikasi dan aktivasi, hingga personal brand audit untuk mengevaluasi sejauh mana citra diri yang telah terbentuk, termasuk menganalisis persepsi publik dan menyusun strategi perbaikan melalui analisis SWOT.
dr. Arief juga mengingatkan pentingnya digital attitude yang positif, dengan menekankan etika komunikasi, kejujuran, privasi, representasi diri, dan empati di ruang digital. (*)
Pewarta | : Vania Kusumawardani Hidayat (Magang MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |