https://malang.times.co.id/
Opini

Anniversary Death Stranding: Nilai Kemanusiaan dan Kepedulian Diri

Jumat, 14 Februari 2025 - 19:06
Anniversary Death Stranding: Nilai Kemanusiaan dan Kepedulian Diri Muhammad Hafiz Kurniawan, Dosen Sastra Inggris, FSBK, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta dan peneliti wacana dalam video game.

TIMES MALANG, YOGYAKARTA – Tak terasa, usia Death Stranding telah memasuki lima tahun sejak awal rilisnya di tahun 2019. Di tahun 2025, Kojima Production mengumumkan akan merilis Death Stranding 2 on the Beach. 

Death Stranding merupakan video game karya Hideo Kojima setelah Kojima keluar dari perusahaan game besar ternama, Konami, yang telah menerbitkan karya-karyanya yaitu Metal Gear Series.

Metal Gear Series yang pertama kali dirilis tahun 1987 yaitu Metal Gear hingga seri terakhir di tahun 2015 Metal Gear Solid V: The Phantom Pain. 

Desain Kojima dalam Death Stranding berbeda dengan Metal Gear Series yang mengambil setting perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Death Stranding ini tidak ber-genre mata-mata dan tactical tetapi walking simulation dan pengantaran paket. 

Meskipun demikian, beberapa pemain video game mengkritik Death Stranding karena alur permainannya sangat lambat dan tidak mengandung aksi tembak-tembakkan seperti dalam Metal Gear Series. 

Akhirnya beberapa pemain mengakui bahwa video game ini “worth playing” terutama saat sudah ada di posisi late game karena semua item dan alat-alat yang dimiliki oleh karakter utama telah lengkap dan akan lebih memudahkan dalam menyelesaikan misinya.

Konteks Cerita, Sistem Pemainan dalam Death Stranding

Sebagai latar belakang, Death Stranding memiliki misi utama mengantar paket ke beberapa lokasi di kota-kota Amerika untuk menyatukan kembali Amerika setelah kiamat terjadi. Kiamat ini terjadi karena adanya gesekan antara dunia orang hidup dengan dunia orang mati sehingga menyebabkan sebuah ledakan yang menandai adanya kiamat/voidouts. 

Setelah kejadian itu, Amerika terpecah-pecah dan tidak lagi dinamakan United States of America karena Amerika hanya tersisa setengahnya sehingga dinamakan sebagai United Cities of America. 

Ketika mengantarkan paket Sam harus menghadapi hantu gentayangan atau BT (Beached Thing) atau ruh yang terjebak di dunia manusia, MULE atau sekelompok orang yang sangat terobsesi dengan paket yang dibawa oleh Sam dan ingin merebut paket dan Terrorist atau sekelompok orang yang sangat terobsesi dengan kekerasan bersenjatakan peluru tajam. 

Saat menghadapi kedua kelompok ini, karakter utama dibekali dengan senjata peluru tajam dan peluru karet. Tapi, apabila karakter memutuskan untuk membunuh MULE atau terrorist maka yang terjadi adalah mereka yang mati akan menjadi hantu gentayangan dan apabila ada pengantar paket lain (pengantar paket non-pemerintah/swasta) yang tertangkap oleh hantu gentayangan maka akan menjadi voidouts. 

Nilai Humanitarianism dalam Death Stranding

Di balik semua cerita dan juga sistem permainan dalam video game Death Stranding terdapat semangat Hideo Kojima untuk membuat pemain video game tidak memiliki kecenderungan membunuh musuh-musuh yang ditemuinya dan juga mengorbankan dirinya untuk kepentingan orang lain seperti yang dilakukan oleh Sam. Ketika Sam membunuh MULE atau Terrorist, Sam harus bertanggungjawab untuk mengkremasi mayat MULE dan Terrorist tersebut. 

Kalau MULE dan Terrorist mati, pemain tidak dapat mengambil paket-paket yang berharga yang disimpan oleh MULE dan Terrorist karena mereka dapat memungut atau mengambil paket yang tercecer di jalan sehingga pemain dapat merebut dan mengembalikan paket tersebut kepada pemiliknya. Saat BT menyerang Sam, Sam harus mengalahkan mereka dengan cara menembakkan peluru yang berisi darahnya sendiri yang dapat diisi ulang seperti transfusi darah. 

Pesan-pesan humanitarianism dalam Death Stranding sesuai pernyataan Barnett (2013) bahwa ada kewajiban menolong sesame dalam kehidupan ini dan memikirkan cara terbaik untuk menolong orang yang membutuhkan. 

Pesan ini mestinya dapat dibaca oleh para pemain video game sebagai bentuk ajakan. Mereka bisa membantu orang lain tanpa mengabaikan kemampuan diri mereka. Karena dalam Death Stranding pemain harus memperhatikan keadaan karakter utama, berat paket yang dibawa dan rute saat pengantaran paket. 

Pemain juga harus memperhatikan keadaan dirinya sebagaimana mereka memperhartikan keadaan karakter yang dapat kelelahan dan pingsan. Hal ini sangat relate dengan kondisi para pemain video game yang kadang lupa pada dirinya sendiri bahkan untuk mandi, makan dan tidur. (*)

***

*) Oleh : Muhammad Hafiz Kurniawan, Dosen Sastra Inggris, FSBK, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta dan peneliti wacana dalam video game.  

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.