https://malang.times.co.id/
Opini

Strategi PTS di Tengah Kepungan PTN dalam Menggaet Mahasiswa

Minggu, 20 April 2025 - 22:23
Strategi PTS di Tengah Kepungan PTN dalam Menggaet Mahasiswa Muhibbullah Azfa Manik, Dosen Program Studi Teknik Industri, Universitas Bung Hatta

TIMES MALANG, PADANG – Di era ketika hampir semua perguruan tinggi negeri (PTN) berlomba membuka kelas mandiri, kelas jauh, hingga program afiliasi berbasis daring, perguruan tinggi swasta (PTS) seolah makin terdesak ke pinggir arena. 

Mereka tak hanya bersaing dalam hal kualitas, tapi juga harus menghadapi kenyataan bahwa institusi negeri kini ikut bermain di ranah komersial yang dulu nyaris eksklusif milik swasta.

Masyarakat pun semakin selektif. Di tengah tekanan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, banyak orang tua mulai menimbang ulang: apakah biaya pendidikan tinggi sepadan dengan hasilnya? 

UKT di PTN boleh jadi lebih murah, tapi saat kelas mandiri dan kelas jarak jauh menjamur, pilihan itu menjadi lebih elastis dan PTS harus bertarung memperebutkan atensi yang makin menipis.

Namun, di tengah tekanan itu, tidak semua PTS tersungkur. Beberapa justru menjadikan krisis ini sebagai momentum untuk berbenah. Universitas Ciputra di Surabaya, misalnya, sejak awal memilih jalan berbeda: menjadikan kewirausahaan sebagai inti dari semua program studi. 

Di kampus ini, mahasiswa tak hanya diajari teori bisnis, tapi juga ditantang membangun usaha sejak semester pertama. Banyak lulusan keluar bukan dengan ijazah saja, tapi dengan portofolio bisnis yang hidup.

Di tempat lain, Universitas Kristen Petra menjalin kemitraan erat dengan perusahaan lokal dan multinasional. Mahasiswa bisa magang hingga setahun penuh dan banyak yang langsung direkrut usai lulus. 

Dengan cara ini, lulusan tidak sekadar siap kerja, tapi dibentuk langsung oleh dunia kerja itu sendiri. Inilah keunggulan yang sulit ditandingi PTN yang masih banyak berkutat di ranah teoretis.

Transformasi digital juga menjadi kunci. Binus University, misalnya, jauh sebelum pandemi sudah mengembangkan sistem perkuliahan hybrid yang fleksibel. Lewat program Binus Online Learning, mahasiswa dari berbagai daerah dapat kuliah dari rumah dengan kualitas pendidikan yang sama. Tak sedikit pekerja dan ibu rumah tangga yang kembali kuliah berkat fleksibilitas ini.

Sementara itu, PTS seperti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sadar betul bahwa daya beli masyarakat menurun. Mereka menawarkan skema beasiswa internal, potongan uang kuliah bagi yang mendaftar lebih awal, hingga cicilan tanpa bunga. Bukan semata-mata gimmick pemasaran, tapi bentuk empati terhadap realitas sosial hari ini.

Namun bertahan di tengah badai bukan semata soal murah atau mahal. PTS yang tangguh adalah yang membangun citra lewat kualitas. Mereka tak latah membuka program studi yang sedang naik daun, tapi fokus pada kompetensi inti. Mereka tahu, di era disrupsi, ijazah bukan segalanya. Yang lebih dicari adalah kemampuan, jejaring, dan pengalaman nyata.

Meski demikian, upaya-upaya individual itu tetap butuh dukungan sistemik. Pemerintah perlu meninjau ulang ekspansi liar PTN, terutama ketika mereka menggunakan dana negara untuk merambah ranah yang juga digeluti swasta. Asosiasi PTS perlu bersuara lebih lantang, bukan untuk mengeluh, tapi untuk menuntut keadilan regulasi.

PTS di Indonesia sedang berada di persimpangan. Mereka bisa memilih tetap menjadi pengekor dan menunggu mahasiswa datang, atau berani keluar dari pakem lama, membangun kampus yang benar-benar relevan, fleksibel, dan berpihak pada masa depan.

Pada akhirnya, yang bertahan bukanlah yang punya nama besar, melainkan mereka yang paling cepat membaca zaman. (*)

***

*) Oleh : Muhibbullah Azfa Manik, Dosen Program Studi Teknik Industri, Universitas Bung Hatta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.