TIMES MALANG, JAKARTA – Dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI bergerak cepat mempromosikan pendekatan Deep Learning sebagai konsep. Dilihat dari inisiasinya, deep learning adalah upaya memperbaiki pendidikan dimulai dari segi persiapan, penerapan dan keluaran yang dihasilkan.
Sebagai terobosan, atensi dan harapan atas hadirnya perbaikan proses pembelajaran yang bermutu tentu jadi hal yang layak ditunggu. Apalagi seperti umumnya kita ketahui, masalah pendidikan selalu menjadi arus utama yang menopang kehidupan bangsa dan negara. Semacam menjadi indikasi utama, baiknya proses pendidikan adalah berarti sebuah negara dan bangsa berada pada koridor yang tepat.
Dalam kehidupan sosial, pentingnya pendidikan juga memberikan pengaruhnya terhadap masa depan individu dan masyarakat. Selain menyediakan pengetahuan dan keterampilan, pendidikan juga mampu membangun karakter, memperluas jaringan, membangun kesempatan karir sampai pemberdayaan yang nantinya menciptakan kehidupan masyarakat yang maju dan lebih harmonis. (Ditmawa; 2023).
Muatan Implementasi
Dari segi implementasinya, pendekatan deep learning dalam pendidikan merupakan konsep dimana pembelajaran dilakukan secara mendalam. Suatu muatan materi yang diajarkan kepada peserta didik misalnya, bukan hanya sampai pada titik mereka 'mengetahui' tapi juga 'memahami' dengan baik.
Selain itu, dengan pendekatan ini, keberlangsungan pendidikan juga mampu menghadirkan ekosistem pengembangan berbagai disiplin keilmuan yang terintegrasi.
Hal ini seperti yang disampaikan Menteri Dikdasmen Abdul Mu’ti, “Deep Learning bukan sekeder menghapal atau mengerjakan soal ujian, tapi bagaimana siswa mampu memahami konsep secara menyeluruh, serta mengaitkan disiplin ilmu dalam kehidupan nyata” (Sipres Kemendikdasmen: 2025).
Dengan pembelajaran yang terintegrasi, beberapa keluaran pendidikan memberikan konsentrasi alternatifnya. Misalnya seperti mewujudkan budaya belajar, menyediakan peningkatan akses peningkatan kompetensi, sampai menguatkan kompetensi baik individu maupun kerja sama kelompok sebagai sebuah tim kerja. (Putu Niti; 2023).
Tantangan Pendidikan Adaptif
Di era globalisasi, penggunaan teknologi menjadi hal yang tak bisa terhindari. Dalam sebuah negara bahkan, bisa dikatakan, semakin maju negara, semakin inovatif juga negara dalam pemanfaatan media teknologinya.
Pun dalam pendidikan, perkembangan teknologi menyediakan berbagai sarana yang mendukung pembelajaran agar lebih optimal. Sarat akan manfaat, tantangan yang besar juga mengiringi kehadirannya yang cepat.
Pendekatan deep learning memberikan kesempatan bagi siswa agar mampu menyemai hubungan yang erat, antara belajar, teknologi dan daya dukungnya dalam aktivitas kehidupan nyata. Hal ini mampu dilihat sebagai bukti bahwa penyelenggaraan pendidikan harus selaras dengan kebutuhan sehari-hari.
Lewat pendekatan deep learning, dimana muatan materi yang dipelajari tidak hanya berfokus pada seberapa banyaknya, namun juga sejauh mana siswa mampu menerapkan konsep muatan materinya yang dipelajari. Hal ini tentu selanjutnya akan menjadikan daya pemahaman siswa atas pembelajaran yang berlangsung bisa terus terjaga.
Belajar bukan hanya diorientasikan pada kemampuan kognitif siswa tapi juga kemampuan implementatif di sela aktivitas kehidupan. Dengan pendekatan deep learning ini juga, belajar mampu adaptif pada kebutuhan zaman dan menyenangkan bagi peserta didik.
Model pembelajaran yang demikian tentu akan menjadikan setiap siswa agar lebih aktif dalam mengeksplorasi berbagai konsep dalam disiplin ilmu sampai menghubungkan berbagai disiplin ilmu.
Pendekatan deep learning, jika diterapkan dengan baik dan tepat sasaran tentu akan menjadikan pendidikan yang berlangsung menghasilkan daya pikir yang kompeten dan kritis. Akhirnya, nantinya setiap peserta didik menjadi pribadi yang cakap menentukan berbagai problem solving jika ia menemui masalah di kehidupannya.
Tiga Prinsip Dasar
Deep Learning menyediakan tiga pilar yang mendasari proses pendekatannya. Yakni mindful learning, meaningful learning dan joyful learning.
Mindful learning adalah upaya yang berfokus pada aktivasi dan pembangunan daya kritis peserta didik. Dalam pilar ini, peserta didik akan distimulasi dengan sajian masalah agar mampu dikontekstualisasikan secara mandiri aktif penyelesaiannya.
Meaningful learning adalah upaya dimana dalam proses pembelajaran, setiap siswa dilibatkan secara aktif. Hal ini dilakukan agar nantinya siswa bisa paham latar belakang proses pembelajarannya dan nantinya siswa bisa merelevansikan muatan pembelaran dalam kebutuhan aktivitas kehidupan.
Sedangkan joyful learning adalah dimana proses pembelajaran menyedikan kesan pengalaman yang unik dan menyenangkan. Hal ini dilakukan agar peserta didik terus termotivasi dalam melangsungkan pembelajaran yang tidak hanya bisa dilakukan diruang kelas saja, tapi jauh lebih luas dimanapun dan kapanpun.
Kita tentu perlu berharap semoga deep learning bukan hanya menjadi konsep belaka namun mampu diterapkan dengan maksimal dan membawa perbaikan proses pendidikan.
***
*) Oleh : Muhamad Ikhwan A. A, Manajer Program Al Wasath Institute.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |