TIMES MALANG, MALANG – Krisis atlet memacu Pengurus Cabang bertindak cepat. Pengurus bertekad memangkitkan dan mengelorakan muaythai di Malang.

Hari ini, Minggu (8/12/2019) digelar Seminar Muaythai dalam Rangka Penjaringan Bibit Atlet Kota Malang tahun 2019. Seminar ini sekaligus untuk membahas problem atau kendala yang menjadikan muaythai lamban berkembang di Malang.

Dalam seminar yang digelar di Hotel Sahid Montana II Kota Malang ini, Ketua Umum Muaythai Kota Malang, Sri Widji Wahyuning Utami, SP, MM, memaparkan kondisi cabang olahraga Muaythai di Kota Malang yang alami krisis atlet.

Krisis atlet adalah keadaan dimana minimnya jumlah atlet, terutama di Kota Malang. Ini  bisa dilihat dari atlet Muaythai yang dikirim di Porprov 2019 lalu. Kota Malang mengirim 10 atlet dan hanya mampu meraih 1 medali.

"Muaythai adalah cabang olahraga yang bisa diwujudkan atau dibanggakan. Keadaan tentu menjadi keprihatinan bersama. Padahal Muaythai memiliki hak dan kewajiban, yang sama," papar Naning, panggilan akrabnya.

Belajar dari juara dunia thai boxing pada tahun 1983, Iskamto, yang hadir di seminar, Naning memberikan contoh perjuangan menjadi juara.

"Kita tidak bisa membayangkan bagaimana proses untuk jadi juara dunia. Banyak air mata dan darah yang dikorbankan untuk meraih kejuaraan," jelasnya.

Dari sini, lanjut Naning, dijelaskan bagaimana bisa diambil makna bahwa hanya dengan solidaritas dan persatuan Muaythai mampu bangkit kembali.

"Tidak ada niat untuk tidak memberi yang terbaik," tambahnya.

Naning menambahkan, banyak generasi milenial, di atas usia 15 tahun yang belum mengenal Muaythai. Untuk itu,  sudah menjadi tugas bersama untuk menciptakan calon atlet, termasuk lewat seminar ini.

"Ada banyak adik - adik di atas 15 tahun lebih yang belum membumi dengan Muaythai," tambah Naning.

Naning menekankan Muaythai mampu mewujudkan sehat dan menciptakan mental yang sportif. Melalui seminar ini juga diharapkan mampu mencapai cita-cita mengelorakan dan membumikan Muaythai di Malang. (*)