TIMES MALANG, MALANG – Kementerian Pertanian membangun Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) adalah untuk mencetak tenaga terampil di bidang pertanian sekaligus menciptakan para wirausahawan bidang pertanian. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman berharap lulusan Polbangtan bisa menjadi petani milenial yang dapat menciptakan lapangan kerja, bukan mencari lapangan kerja.
"Generasi muda, memiliki potensi besar untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas dalam sektor pertanian. Kami berharap mereka terus mengasah keterampilan sehingga mampu menjadi agen perubahan dalam mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan," ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, mengatakan di tangan milenial pembangunan pertanian akan dijalankan. Menurutnya, petani milenial adalah penggerak sektor pertanian, khususnya dalam menghadapi industri 4.0.
Pendidikan vokasi dimanfaatkan karena mempunyai kedekatan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) melalui kemitraan, baik pada proses pembelajaran, pengembangan, penguatan SDM, hingga perekrutan lulusan vokasi.
Salah satu inisiatif strategis Polbangtan adalah Program Studi Agribisnis Peternakan yang menggelar kegiatan Agrinak Mengabdi untuk Negeri pada Kamis (12/12/2024). Acara ini mencakup peluncuran produk dan Seminar Nasional bertema “Pemberdayaan Generasi Milenial untuk Meningkatkan Brand Awareness di Bidang Pertanian”.
Program ini merupakan inisiatif strategis yang bertujuan untuk memperkuat kontribusi sektor pertanian melalui pemberdayaan generasi muda, khususnya generasi milenial, dalam mendorong kemajuan dan keberlanjutan pertanian di Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Sasana Giri Sabha Polbangtan Malang ini didukung penuh dan dibuka secara resmi oleh Ketua Program Studi Agribisnis Peternakan, Luki Amar dan mendapatkan apresiasi positif dari Ketua Jurusan Peternakan Wahyu Windari.
Dia mengungkapkan bahwa “Kegiatan ini sangat inspiratif dan semoga bisa menjadi kegiatan rutin di tahun-tahun berikutnya”.
Seminar Nasional yang menjadi inti kegiatan ini menghadirkan narasumber-narasumber hebat dan kompeten dibidangnya. Salah satunya adalah Bapak M. Zielfikar Albaba – CEO IndieKraf dan Nortis Academy, yang berbicara tentang pentingnya branding dalam era digital untuk meningkatkan daya saing produk pertanian.
"Sebagus apapun produk yang dibuat jika tidak bisa branding percuma, maka dari itu pentingnya melakukan branding", tegasnya.
Tidak hanya itu, salah satu Dosen Polbangtan Malang juga ikut andil dalam mengisi seminar kali ini yaitu M. Saikhu, yang mengupas penerapan teknologi modern dalam pertanian berkelanjutan serta pentingnya memahami situasi bisnis yang sedang berkembang.
Dia memaparkan bahwa “Ketika Anda ingin berbisnis pahami tantangan dan amati seluruh peluang yang ada”. Artinya bisnis yang sukses tidak hanya membutuhkan keberanian, tetapi juga perencanaan dan pemahaman yang mendalam tentang situasi.
Pemateri lainnya adalah Ir. Adi Candra sebagai Head of Perbanusa DPD 1 Jawa Timur, yang membahas strategi pengembangan agribisnis berbasis komunitas dan kolaborasi. Melalui kegiatan ini beliau berharap kepada seluruh generasi muda khususnya.
"Semoga dengan adanya event ini bisa memberikan motivasi generasi milenial untuk meningkatkan brand awareness dalam bidang pertanian".
Serta Syah Rizal Mahardika, yang merupakan Owner Mahardika Farm berbagi pengalaman tentang keberhasilannya memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan produk pertanian lokal. Beliau juga berharap semoga seluruh mahasiswa Polbangtan Malang khususnya Prodi Agribisnis Peternakan bisa menjadi Job Creator setelah lulus.
Selain pemaparan materi yang sangat menarik, seminar ini juga diisi dengan diskusi interaktif, dimana peserta mulai dari mahasiswa hingga akademisi bertukar ide dan gagasan mengenai inovasi di sektor pertanian dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan brand awareness produk-produk pertanian.
Serangkaian kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam membawa perubahan positif, utamanya dalam menjadikan sektor pertanian lebih menarik, relevan, dan berdaya saing tinggi di masa depan. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |