TIMES MALANG, MALANG – Politeknik Negeri Malang (Polinema) menggelar Project Based Learning (PBL) Expo 2025 pada Selasa–Rabu, 25–26 November 2025 di Graha Polinema. Kegiatan ini menjadi ajang besar untuk menampilkan inovasi mahasiswa sekaligus memperkenalkan atmosfer pembelajaran vokasi kepada pelajar se-Malang Raya.
Acara berlangsung meriah dengan kehadiran 1.500 siswa SMA sederajat serta pameran 200 proyek mahasiswa dari seluruh program studi di Polinema. Selain pameran PBL, rangkaian kegiatan juga mencakup Kompetisi Inovasi Vokasi dan Open House Kampus, yang memungkinkan peserta melihat langsung fasilitas dan budaya akademik Polinema.

Direktur Polinema, Ir. Supriyatna Adisuwignjo, ST., MT., menjelaskan bahwa expo ini merupakan bagian dari transformasi besar metode pembelajaran di kampus vokasi tersebut.
“Expo Project Based Learning ini salah satu transformasi penyelenggaraan pendidikan pembelajaran di Kampus Politeknik Negeri Malang. Kami menerapkan pembelajaran transformatif melalui tiga pendekatan: Project Based Learning (PBL), Case Method, dan Production Based Learning,” jelasnya.
Menurut Supriyatna, transformasi ini telah berjalan selama dua tahun terakhir sebagai upaya Polinema untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih kontekstual dan dekat dengan kebutuhan industri maupun masyarakat.
Supriyatna menegaskan bahwa seluruh pendekatan ini bertujuan membawa mahasiswa pada pengalaman langsung dalam menyelesaikan persoalan nyata.
“Kami dorong mahasiswa untuk belajar banyak hal dari kasus-kasus real di masyarakat dan industri. Expo ini menjadi sarana untuk mengekspos karya-karya mahasiswa dari seluruh prodi, sekaligus penyemangat bagi mereka yang mengikuti pembelajaran transformatif,” ujarnya.
Selain sebagai wadah apresiasi, expo ini juga berfungsi sebagai evaluasi internal Polinema, untuk menilai sejauh mana implementasi pembelajaran berbasis proyek perlu diperbaiki dan disempurnakan ke depan.

Direktur Polinema itu juga menegaskan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan selaras dengan perkembangan dunia modern serta kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“Kami berharap karya mahasiswa ini bisa dikenal dan diimplementasikan di masyarakat. Dampaknya harus dirasakan mitra industri dan kelompok masyarakat yang selama ini menjadi mitra pembelajaran,” katanya.
Ia menambahkan, target besar Polinema adalah menjadi kampus vokasi yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat melalui hasil pembelajaran yang aplikatif.
Supriyatna turut menjelaskan tahapan penerapan PBL dalam kurikulum Polinema. Pada semester awal, mahasiswa masih fokus pada basic science. Pembelajaran berbasis proyek mulai diterapkan lebih intensif di semester 5–6 (atau 7–8 untuk jenjang D4), ketika mahasiswa memasuki mata kuliah inti.
“Saat ini lebih dari 70 persen mata kuliah di Polinema sudah menerapkan Project Based Learning, Case Method, maupun Production Based Learning,” ungkapnya.
Melalui PBL Expo 2025, Polinema berharap masyarakat, dunia industri, hingga pelajar SMA dapat melihat langsung kualitas dan potensi mahasiswa vokasi dalam merespons tantangan nyata. (*)
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |