TIMES MALANG, MALANG – Menghadapi kondisi saat ini, hal utama yang perlu dipersiapkan oleh generasi muda pertanian adalah sikap adaptif terhadap berbagai perubahan. Dengan kemampuan beradaptasi, mahasiswa akan lebih responsif dalam menghadapi dinamika yang terjadi, termasuk dalam upaya peningkatan produktivitas peternakan.
Sejalan dengan hal tersebut, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang melalui Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan (PPKH) melaksanakan field trip berjenjang di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari pada 1–3 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 216 mahasiswa dari tingkat I, II, dan IV, sebagai upaya memperkuat pemahaman praktis sekaligus menyiapkan kompetensi menghadapi tantangan dunia kerja di bidang peternakan modern.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan insan pertanian harus terus memperbarui kemampuan dan pengetahuan. Sebab, ilmu terus berkembang, termasuk juga ilmu pertanian. Selain itu harus saling bekerjasama.
"Masa depan pertanian ada di tangan anak-anak muda. Mereka akan turut menentukan arah pembangunan pertanian. Oleh sebab itu, kita berharap para generasi muda bisa memperkaya diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang pertanian," katanya.
Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Idha Widi Arsanti, juga menegaskan bahwa mahasiswa Polbangtan adalah calon petani milenial sekaligus wirausaha muda pertanian yang menjadi tumpuan bangsa. la menambahkan, sejak sekarang mahasiswa perlu dibina, ditempa mental, pengetahuan, hingga keterampilan agar mampu tumbuh menjadi petani yang terampil, tangguh, dan profesional.
Sebagai mitra pembelajaran, BBIB Singosari merupakan Badan Layanan Umum di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Lembaga ini berperan penting dalam produksi serta pemasaran semen beku dari hewan-hewan unggul seperti sapi dan kambing, serta menjadi pusat pengembangan teknologi inseminasi buatan untuk meningkatkan kualitas dan populasi ternak nasional.
Pelaksanaan field trip berlangsung secara berjenjang sesuai tingkat mahasiswa. Mahasiswa tingkat I dikenalkan dengan manajemen pemeliharaan pejantan untuk tujuan breeding sebagai dasar pemahaman sistem reproduksi ternak. Mahasiswa tingkat II memperoleh pengalaman teknis dalam proses produksi semen beku, keterampilan penting dalam bidang reproduksi. Sementara itu, mahasiswa tingkat IV mendapatkan pembekalan mengenai unit usaha BBIB Singosari sebagai bekal pengembangan kewirausahaan di bidang peternakan.
Ketua Prodi PPKH, Kartika Budi Utami, menjelaskan bahwa pendekatan berjenjang ini dirancang agar setiap mahasiswa mendapatkan pengalaman sesuai kapasitas dan kebutuhannya.
“Field trip ini menjadi pengalaman penting yang tidak hanya memperkaya wawasan teknis, tetapi juga menyiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan peternakan modern. Mahasiswa tingkat awal diberi dasar, tingkat menengah mengasah keterampilan teknis, dan tingkat akhir diarahkan pada pengembangan kewirausahaan,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Polbangtan Malang menegaskan komitmennya dalam mendukung program strategis Kementerian Pertanian, khususnya dalam mencetak petani milenial yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing. Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari kontribusi nyata menuju tercapainya Visi Indonesia Emas 2045, yakni kedaulatan pangan melalui penguatan SDM pertanian yang unggul dan profesional. (D)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |