TIMES MALANG, SOLO – Hipertensi kerap disebut sebagai “silent killer” karena sering datang tanpa gejala namun bisa berakibat fatal. Menyadari pentingnya penanganan dini, Politeknik Indonusa Surakarta melalui Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Peningkatan Kesadaran Masyarakat tentang Hipertensi melalui Edukasi dan Pelatihan” di Kelurahan Jelobo, Wonosari, Klaten.
Kegiatan yang digelar 2 Oktober 2025 ini dipimpin oleh Emma Ismawatie, S.ST., M.Kes., bersama dosen Resi Tondho Jimat, S.Tr.Kes., dan Edy Susanto, M.Kom., M.Kes. Dua mahasiswa, Eka Evan Supriyanto dan Muhammad Sony Al-Jufri, juga turut terlibat aktif dalam kegiatan ini.
Tim dosen dan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta melalui Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis berfoto bersama usai kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Peningkatan Kesadaran Masyarakat tentang Hipertensi melalui Edukasi dan Pelatihan” di Kelurahan Jelobo, Wonosari, Klaten. (foto: Politeknik Indonusa Surakarta)
Melalui pendekatan langsung di tengah masyarakat, tim memberikan edukasi tentang bahaya tekanan darah tinggi, pola hidup sehat, serta cara mencegah dan mengendalikannya. Selain penyuluhan, warga juga mendapatkan pelatihan praktik dan pemeriksaan tekanan darah secara gratis.
“Hipertensi sering tidak disadari, padahal dampaknya bisa menyebabkan stroke, serangan jantung, bahkan gagal ginjal. Karena itu, edukasi seperti ini sangat penting agar masyarakat lebih peduli terhadap kesehatannya,” ujar Emma.
Warga Jelobo menyambut kegiatan ini dengan antusias. Mereka tidak hanya mendapat pemeriksaan gratis, tetapi juga wawasan baru untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Pemberian cinderamata dari Emma Ismawatie, S.ST., M.Kes, Ketua tim Pengabdian Masyarakat Politeknik Indonusa Surakarta, Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis kepada perwakilan warga. (foto: Politeknik Indonusa Surakarta)
Bagi mahasiswa, kegiatan ini menjadi kesempatan berharga untuk menerapkan ilmu di lapangan sekaligus mempererat hubungan kampus dengan masyarakat. “Keterlibatan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat seperti ini membentuk empati dan pengalaman nyata sebagai calon tenaga kesehatan,” tambah Emma.
Dengan kegiatan ini, Politeknik Indonusa Surakarta menegaskan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat melalui program yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup. (*)
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |