TIMES MALANG, MALANG – Rektor Universitas Widyagama (UWG) Malang, Prof Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT dan juga Prof. Dr. Ir. Moh Su'i MP dikukuhkan menjadi Guru Besar UWG pada Sabtu (28/10/2023). Prof Agus dikukuhkan menjadi Gubes Bidang Ilmu Geoteknik, sedang Prof Su'i sebagai Gubes Bidang Ilmu Teknologi Hasil Pertanian.
Rektor UWG, Prof Dr. Agus Tugas menyampaikan, dengan penambahan 2 Gubes baru ini, saat ini UWG mempunyai 5 orang Gubes. "Kami akan memiliki 10 guru besar. Jadi ada 3 yang sudah duluan, kemudian 1 kemarin, hari ini ada 2, jadi 5. Dan ada 5 yang berproses hingga akhir Desember ini," ucapnya.
Dia mengatakan, saat ini UWG terus melakukan percepatan untuk menaikkan jenjang para dosen, hingga mereka bisa sampai pada puncak jabatan akademik, yakni menjadi Guru Besar.
"Jadi untuk mempercepat ini, mereka kita danai. Selain dana penelitian yang digulirkan oleh Kemendikbud, kami juga ada dana penelitian dan pengabdian secara internal," ucapnya.
Selain itu, UWG juga memberikan intensif untuk jurnal di masing-masing program studi (Prodi). "Harapannya semua dosen yang mempunyai luaran penelitan ini bisa diupload di jurnal masing-masing prodi. Kemudian dosen juga bisa membuat buku, dan mengikuti seminar, baik nasional maupun internasional," kata dia.
Menurutnya, pada tahun 2024 nanti, akan ada lebih banyak penambahan Gubes di lingkungan UWG. Yakni berasal dari para dosen DPK yang ada di UWG Malang.
"Setelah 2024 ini akan banyak, karena dosen kami yang PNS DPK ini sedang kena moratorium. Jadi nanti dosen PNS DPK per-1 Januari ini, mereka sudah boleh mengajukan ke guru besar semua. Kita ada punya potensi sekitar 10 orang yang dari dosen PNS DPK, yang saat ini sudah lektor kepala. Sudah doktor. Insyaallah di bulan Januari nanti kita dorong untuk mereka mengusulkan ke Gubesnya," pungkasnya.
Dalam pengukuhan Gubes, Prof Agus melakukan orasi ilmiah penelitiannya yang berjudul "Stabilisasi Swelling Tiga Dimensi Tanah Lempung Ekspansif dengan Limbah Industri dalam Rangka Optimalisasi Desain dan Infrastruktur di Indonesia".
Dia memaparkan metode untuk menanggulagi permasalahan tanah ekspansif dengan menggunakan metode stabilisasi kimia. Tanah-tanah ekspansif tersebut distabilisasi dengan bahan kimia berupa limbah industri, karena ketersediaan banyak dan biayanya murah.
Limbah yang digunakan seperti abu bagas dari limbah pabrik gula, limbah marmer dan pasir onix. Limbah karbit, limbah abu cangkang kerang, serta limbah abu sekam padi.
Sementara itu, Prof Su'i membawakan orasi ilmiah yang berjudul Buah Kelapa Sebagai Sumber Pangan Fungsional (Menurunkan kolesterol, anti bakteri, dan anti virus).
Dia menerangkan, berasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pemanfaatan bagian dari tanaman kelapa memiliki prosentase yang berbeda. Buah kelapa merupakan bagian kelapa yang paling banyak dimanfaatkan yaitu sebesar 53 %. Dengan rincian air kelapa 35%, daging buah 12,9 % dan tempurung 4,7%. Pemanfaatan batang kelapa sebesar 22%, akar 2% dan daun 23%.
"Permasalahan yang kita hadapi adalah, konsumsi olahan buah kelapa relatif rendah, Hal ini karena adanya anggapan bahwa santan dan minyak kelapa dapat meningkatkan kolesterol. Oleh karena itu, pada kesempatan ini ingin saya paparkan bahwa produk olahan kelapa justru sangat bermanfaat bagi kesehatan," jelasnya.
Menurutnya, buah kelapa merupakan sumber bahan pangan fungsional yang sangat potensial. Menurut eksiklopedia, pangan fungsional adalah makanan dan bahan pangan yang dapat memberikan manfaat tambahan di samping fungsi gizi dasar pangan tersebut dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.
"Mari kita tingkatkan konsumsi produk olahan kelapa seperti vco, asam laurat, dan monogliserida untuk mendukung masyarakat yang sehat dengan bahan pangan lokal dan alami," pungkas Guru Besar UWG tersebut. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Rektor UWG Agus Tugas Sudjianto dan Moh Su'i Dikukuhkan Jadi Guru Besar UWG Malang
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Faizal R Arief |