TIMES MALANG, MALANG – Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Brawijaya atau UB Kediri melaksanakan rangkaian kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan melakukan edukasi dan penguatan kapasitas petani di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.
Salah satu kegiatan UB Kediri adalah edukasi kesadaran pentingnya mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal sebagai upaya memperkuat ekosistem pertanian yang lebih produktif, ramah lingkungan dan lebih mensejahterakan.
Kegiatan tersebut di inisiasi oleh empat orang dosen dan mahasiswa di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian (FP) UB, yaitu Dr.Edi Purwanto, STP, MM Ahli bidang Strategi Pemasaran, Dr. Ir. Rita Parmawati, SP., ME., IPU Ahli bidang Lingkungan Berkelanjutan, Dr. Fadli Mulyadi, SP., MP Ahli Bidang Manajemen Agribisnis, dan Wuwun Risvita, SP, MP Ahli Bidang Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Kegiatan oleh UB Kediri dilaksanakan pada Jumat (23/9/2022) di Pendopo Kembang Kopi yang berlokasi di Dusun Glagah Ombo, Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Selain edukasi, juga dilaksanakan kegiatan Pelatihan Pemanfaatan limbah kulit kopi menjadi Pupuk Organik dan Pestisida Nabati. Menurut Wuwun Ristiva, salah satu dosen yang lama berkarier sebagai penyuluh pertanian, mengatakan bahwa pelatihan ini dilatarbelakangi karena selama ini para petani yang berbudidaya kopi, pada saat panen, kulitnya langsung dibuang begitu saja.
Padahal dengan sedikit perlakuan yang juga menggunakan bahan alam yaitu tetes tebu atau gula batok, malah bisa menjadi pupuk organik dan pestisida nabati.
"Kelebihan produk ini adalah lebih mudah diserap tanah, unsur mikro lebih lengkap, penghematan pemakaian pupuk juga ramah lingkungan," tuturnya.
Di sisi lain, Dr. Rita Parmawati sebagai Ahli Lingkungan menimpali dengan pemanfaatan limbah kulit kopi ini, maka dari sisi lingkungan, juga akan semakin membuat pola budidaya yang ramah lingkungan.
Sedangkan menurut Dr. Fadli sebagai Ahli Managemen Agribisnis, mengatakan pemanfaatan kulit kopi, secara managemen akan semakin meningkatkan nilai tambah bagi petani karena sudah berfikir bukan semata berbudidaya Kopi saja.
Sementara itu, Dr. Edi Purwanto yang juga ahli bidang Strategi Pemasaran menyampaikan bahwa pemanfaatan kulit kopi menjadi produk olahan Pupuk Organik dan Pestisida Nabati, akan membuat budidaya lebih produktif dan sehat, mengurangi biaya pembelian pupuk dan pestisida.
"Selanjutnya para petani bisa dikoordinir secara bersama sama dengan modal sangat murah, dibuat kemasan yang bagus dan memanfaatkan media promo yang optimal, akan menjadi tambahan penghasilan para petani yang muaranya tentu peningkatan kesejahteraan," ungkapnya.
Para petani yang mengikuti kegiatan tersebut merasa sangat senang dan antusias. Menurut Wito, salah satu petani kopi milenial, menyampaikan kebahagiaannya atau bantuan para dosen UB.
Kami sangat senang, Bapak Ibu Dosen Pertanian Brawijaya berkenan hadir di dusun kami dan memberikan ilmu dan praktek pemanfaatan kulit kopi yang memang selama ini belum dimanfaatkan," ucapnya.
Sedangkan menurut Pietra, Pegiat Petani yang selama puluhan tahun membersamai para petani desa Sumbersuko mengapresiasi upaya yang bagus dari dosen UB ini.
"Tentunya ini jadi kerja bareng untuk sama-sama terus berupaya meningkatkan dan memajukan para petani dengan segenap potensi yang luar biasa agar kesejahteraan terus semakin bagus," pungkasnya terkait kegiatan oleh UB Kediri ini. (*)
Pewarta | : Mohammad Naufal Ardiansyah |
Editor | : Deasy Mayasari |