TIMES MALANG, MALANG – Komplet. Satu kata yang bisa mewakili sistem pendidikan yang diberikan oleh Thursina IIBS (International Islamic Boarding School) untuk para santrinya.
Thursina menjadi lembaga pendidikan yang sempurna bagi seorang muslim yang ingin menjadi apapun yang mereka inginkan. Holistic and Balance adalah pendekatan pendidikan yang diterapkan lembaga pendidik yang berpusat di Malang ini.
Di sini para santri tidak hanya dibentuk untuk mempunyai kecerdasan dan kepribadian Islami, tetapi juga menjadi orang yang punya jiwa kepemimpinan dan berwawasan global.
Mari kita bedah bagaimana Thursina melakukan itu semua.
Direktur pendidikan Thursina IIBS, Muhammad Rajab, MPd menerangkan ada 3 kurikulum pembelajaran yang diterapkan di Thursina. Yakni kurikulum nasional sesuai dengan ditetapkan Kementrian Pendidikan, kurikulum Al-Azhar, dan kurikulum Cambridge.
Untuk penerapan kurikulum Al-Azhar, Thursina tercatat menjadi lembaga pendidikan di Jawa Timur yang menggunakan kurikulum Al Azhar kemudian disusul oleh beberapa lembaga, yang belajar dari Thursina.
Rajab menjelaskan, ada beberapa kelebihannya menggunakan kurikulum Al Azhar ini. Yang pertama adalah penguatan di aspek pemikiran wasathiyah atau Islam yang moderat, Islam yang rahmatan lil alamin.
"Kemudian juga penguatan Bahasa Arab. Santri mau tidak mau harus belajar dan menggunakan Bahasa Arab. Karena buku yang dipakai sudah Bahasa Arab semua. Dan assesment atau ujiannya langsung dari Al-Azhar," terangnya.
Pada semester akhir, para santri juga akan melaksanakan ujian yang soalnya didatangkan langsung dari Mesir. "Mereka kirim soal ke sini, kita kerjakan. Semua esai, tidak ada pilihan ganda. Kemudian kita kirim lagi jawabannya kesana. Kemudian dikoreksi baru mengeluarkan nilai," tuturnya.
Bagi siswa SMA yang dinyatakan lulus pada ujian ini, mereka bahkan bisa langsung melanjutkan pendidikan tinggi di Al-Azhar tanpa melalui test. Karena ujian yang diberikan sudah standar lembaga pendidikan yang ada di Mesir itu.
Selanjutnya kurikulum cambridge. Pada tingkat SMP di Thursina, ada 3 mata pelajaran yang memakai kurikulum asal lembaga pendidikan yang berasal dari Inggris itu. Yang pertama adalah Bahasa Inggris, kemudian matematika, dan ketiga science.
"Sedang untuk SMA, kita kasih optional, tidak harus ambil Cambridge, tapi sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk mapel mereka juga bisa memilih," imbuh Rajab.
Selain kurikulum formal, Thursina IIBS juga punya program enrichments and extension untuk pengembangan skill santri. Baik soft skill dan hard skill. Mereka semua bisa memilih bidang yang menjadi minat dan bakatnya. Menariknya, bidang-bidang ini sangat jarang dimiliki oleh sekolah lainya.
Untuk program pengembangan diri, para santri-santriwati dapat mengikuti berbagai program seperti Thursina Student Association, The Entrepreneur, Smart Cooking, Scout Leader, Red Crescent, The Scientist dan The Journalist.
Untuk mengolah nilai estetika santri, Thursina juga menyediakan program Islamic Calligraphy, House Keepiing, Photography dan The Designer.
Sedangkan untuk membangun wawasan global dan friendship, santri dapat bergabung dalam berbagai learning excursions and overseas visit baik di dalam maupun luar negeri.
Untuk membangun kesadaran terhadap kesehatan diri, lingkungan dan sosial, Thursina juga menyelenggarakan berbagai program social services dan sport dengan program pilihan utama Swimming, Horse Riding, Archery, Health Care, Wall Climbing, Taekwondo, Futsal dan Fundrasising for Free Quranic Education Program and Scholarship.
"Sehingga semisal anak suka futsal, bisa ambil futsal, memanah, berkuda dan lainya. Sehingga pengembangannya tidak hanya pada aspek kognitif tetapi juga psikomototrik dan lainya sehingga spiritualnya dapat dan kecerdasan intelektualnya, juga skill nya," kata dia.
Untuk tahapan pembelajaran yang ada di Thursina, Rajab menjelaskan bahwa pada jenjang SMP, santri akan dibekali denhan seluruh dasar keilmuan yang mereka butuhkan. Mulai dari agama, ibadah, dan lainya. Ketika menginjak masa SMA, mereka akan diberikan penguatan yang lebih mendalam.
"Makanya Di SMA sudah dijuruskan. Kita mulai kelas 10. Kita punya 5 jurusan, yakni Moslem Scholar, Sciencepreneur, Entrepreneur, CEO Professional, dan Technopreneur," jelasnya.
Untuk jurusan moslem scholar atau ulama, penguatan kurikulumnya ada pada studi Al-Quran, bahasa arab, dan dirosah Islamiyah. Jurusan sciencepreneur sangat tepat bagi mereka yang tertarik dengan dunia science dan ingin jadi ilmuwan muslim masa depan.
Untuk jurusan entrepreneur adalah untuk santri yang tertarik menjadi pengusaha. Mereka akan dilatih bagaimana berfikir kreatif, inovatif, yang berhubungan dengan entrepreneur kita berikan disini.
"Ke empat ada jurusan CEO professional. Bagi yang ingin menjadi seorang leader, atau sudah dikader oleh orangtua mereka, karena banyak dari orangtua yang profilnya memang pengusaha. Kelima adalah technopreneur yang berhubungan dengan usaha di dunia digital," lanjut alumni UMM ini.
"5 ini masing-masing punya kurikulum sendiri. Tidak semua SMA punya jurusan ini. Bahkan kurikulumnya kita kembangkan sendiri bekerjasama dengan kampus. Sejak awal SMA kita selebihnya disitu. Itu menjadi sesuatu yang membedakan Thursina dengan SMA yang lain," pungkas Rajab.
Di tempat yang sama, Chief of Relation & Enrolment Office Thursina IIBS, H Sabar Arifin, MM menambahkan. dari semua kurikulum dan program yang diberikan Thursina, ada beberapa output yang diharapkan dari para lulusan Thursina.
Pertama yakni mempunya kepribadian Islami. "Itu dilihat dari akidahnya, ibadahnya, kemudian punya akhlak yang baik, dan Ghiroh keIslaman, yakni semangat mengamalkan dan menyebarkan nilai agama tinggi," kata dia.
Kedua, profil lulusan yang berwawasan global. Karena disana santri telah diberikan kurikulum internasional. Termasuk juga beberapa program yang menguatkan hal tersebut seperti kunjungan luar negeri baik yang sifatnya studi budaya atau camp bahasa.
"Kita sudah kunjungan ke UK, Belanda, Jerman, Paris, Perancis, Jepang, Turki, Arab Saudi yang sekaligus umrah, China, dan lainya. Dengan mempunyai wawasan mereka akan punya mindset yang terbuka, bisa menghargai perbedaan, toleransi, sehingga tidak mudah menyalahkan orang lain," kata Arifin.
Output yang ketiga adalah para lulusan bisa menjadi inspiring leader. Seorang yang punya jiwa kepemimpinan yang baik dan menginspirasi. Dia menyebut, para santai adalah generasi yang akan melanjutkan kepemimpinan. Sehingga mereka harus dilatih soft skill-nya, leadershipnya, dan lainya secara sampurna di Thursina.
"Kalau dalam konsep pendidikan kami adalah holistic and balance education. Pendidikan yang menyeluruh, tidak hanya satu aspek saja yang dikembangkan. Tapi seluruh aspek," pungkas Chief of Relation & Enrolment Office Thursina IIBS, H Sabar Arifin, MM. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Thursina IIBS, Pencetak Cendekiawan Muslim Berjiwa Pemimpin dan Berwawasan Global
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ronny Wicaksono |