TIMES MALANG, MALANG – Wisuda periode 4 tahun 2023, atau wisuda yang ke-76 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) menjadi sebuah catatan membanggakan.
Bagaimana tidak, sebanyak 81,5 persen dari 800 majasiswa UIN Malang yang diwisuda mendapatkan predikat cum laude, atau mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) diatas 3,5.
Yang tidak kalah menarik lagi, tidak ada wisudawan yang lulus dengan predikat baik. Semuanya lulus minimal dengan predikat memuaskan, atau dengan IPK diatas 2,75. Hal itu disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Malang Prof. Dr. Umi Sumbulah, M. Ag dalam prosesi wisuda.
“Di antara 800 jumlah wisudawan, sebanyak 81,5 persen atau sebanyak 652 wisudawan meraih predikat IPK Cum Laude,” terang Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Malang tersebut.
Bilah dibedah, dari program sarjana UIN Malang sebanyak 587 orang, dan 65 orang lainya dari program magister. “Tidak ada wisudawan yang mendapat predikat Baik, apalagi Cukup di periode wisuda kali ini,” imbuhnya.
Menurutnya, capaian ini menunjukkan bahwa mahasiswa UIN Malang mampu menyelesaikan kewajiban studinya dengan sangat baik.
Dalam laporannya, secara detail dia menerangkan soal proporsi wisudawan UIN Malang dari berbagai program studi. Sebanyak 88 persen atau 710 wisudawan berasal dari Program Sarjana.
Fakultas Syariah meluluskan jumlah terbanyak, yakni 165. Diikuti oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebanyak 163 wisudawan, Fakultas Sains dan Teknologi 125 wisudawan, Fakultas Humaniora 113 wisudawan, Fakultas Ekonomi 69 wisudawan, serta Fakultas Psikologi dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan masing-masing sebanyak 47 dan 41 wisudawan.
Selanjutnya, Program Pascasarjana UIN Malang mewisuda sebanyak 76 mahasiswa Program Magister dan 6 Program Doktor yang seluruhnya meraih Cum Laude. Sementara itu, Program Profesi Doktor mewisuda 8 orang.
Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA dalam sambutannya mengatakan terkait dengan keberagaman yang ada di Indonesia. Menurutnya, menjadi negara dengan keragaman, baik itu dari sisi budaya, maupun agama atau kepercayaan, Indonesia tak luput dari konflik-konflik kecil hingga besar yang mengatasnamakan perbedaan.
Karena itu, Kementerian Agama Republik Indonesia, beberapa tahun belakang ini, menggencarkan gerakan moderasi beragama sebagai respons atas kegelisahan warga negara terhadap konflik.
Menurut rektor, kurikulum di UIN Malang yang juga memasukkan unsur pesantren, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengenal dan mempelajari banyak hal, termasuk perbedaan.
“Akidah yang diajarkan di ma’had adalah akidah ahlus sunnah wal jama’ah yang moderat, yang mencintai tanah air, dan menghargai orang lain tanpa memandang agama, status sosial, etnis, dan bangsa,” papar Prof Zain.
Di UIN Malang, mahasiswa belajar hidup di lingkungan heterogen, karena mengenal mahasiswa lain yang berasal dari kebudayaan dan negara yang berbeda.
“Mereka belajar bagaimana harus bertoleransi dengan teman-teman yang tidak sama kultur dan juga status sosialnya,” imbuh rektor.
Dengan begitu, mahasiswa UIN Malang tidak akan menjadi pribadi yang ekstrem, apalagi terpapar gerakan radikalisme.
Sebagai perguruan tinggi negeri di bawah naungan Kementerian Agama RI, UIN Malang berusaha menyusun kurikulum keilmuan yang integratif.
Menurut Prof. Zain, ada dua keuntungan wali mahasiswa yang menyekolahkan anak-anaknya di UIN Malang. “Selain belajar ilmu yang diminati, mahasiswa juga belajar dan mendalami ilmu Agama Islam,” jelasnya.
Selama satu tahun di awal studi, mahasiswa diwajibkan tinggal di lingkungan pesantren dalam kampus UIN Malang. Mulai dari bangun tidur hingga malam hari, mereka mengikuti aturan ala pesantren seperti shalat berjemaah dan mengaji al-Quran serta kitab kuning.
Pasca ma’had, mahasiswa UIN Malang tidak lantas lepas dari ilmu agama. Mereka masih mempelajarinya melalui mata kuliah keagamaan, seperti Studi Quran, Studi Hadis, Teologi, juga Filsafat Islam. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Wow! 81,5 Persen Wisudawan ke 76 UIN Malang Dapat Predikat Cum Laude
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Faizal R Arief |