TIMES MALANG – Desa Pagelaran, Kabupaten Malang, yang dikenal dengan panorama alam pedesaan dan kekayaan budaya masyarakatnya, kini mendapat sentuhan penguatan dari Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Negeri Malang (UM).
Melalui skema Pemberdayaan Desa Binaan, tim yang berada di bawah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UM ini menggelar program peningkatan kompetensi pengelola kampung eduwisata, Sabtu (30/8/2025).
Kegiatan dibuka oleh Ketua Tim PkM UM, Prof. Dr. Agung Winarno, M.M. Dalam sambutannya, ia menekankan peran penting pemandu wisata dalam menjaga kualitas pelayanan destinasi.
“Pemandu wisata tidak hanya sekadar menemani, tetapi juga menjadi wajah daerah wisata yang memengaruhi pengalaman pengunjung,” ujar Prof. Agung.
Program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengelola wisata, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara akademisi, pemerintah desa, pelaku seni, dan masyarakat lokal.
Upaya tersebut sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG) 17, yakni membangun kemitraan inklusif untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya pada sektor pariwisata berbasis potensi lokal.
Desa Pagelaran sendiri memiliki warisan seni yang kaya, mulai dari gerabah, tarian tradisional, hingga karawitan. Potensi ini diharapkan dapat dipromosikan oleh para pemandu wisata sebagai daya tarik tambahan yang memperkaya pengalaman wisatawan.
Mengusung tema “Kompetensi Pemandu Wisata Berkualitas, Berdaya Saing, dan Profesional”, pelatihan berlangsung interaktif dan mendapat sambutan positif dari warga.
Selain masyarakat setempat, kegiatan ini juga melibatkan tim dosen UM, yakni Prof. Dr. Agung Winarno, M.M., Dr. Desti Nur Aini, S.S., M.Pd., Dr. Sopingi, S.Sos., M.Pd., dan Dr. Muhammad Nur Singgih, S.E., M.M., serta didukung mahasiswa S3 dan alumni S1 UM. Tim PPK Ormawa Sanggar Minat UM turut serta sebagai mitra kolaborasi dalam memperkuat pendampingan desa wisata.
Salah satu pemateri, Dr. Desti Nur Aini, S.S., M.Pd., berharap program ini tidak berhenti pada satu kali kegiatan.
“Kami berharap para pemandu wisata mampu memanfaatkan potensi seni dan budaya desa. Dengan begitu, selain melahirkan karya, juga dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat,” tuturnya. (*)
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |