TIMES MALANG, MALANG – Berada di tengah kawasan bersejarah Kayutangan Heritage Malang, Kopi Wojo menjadi salah satu destinasi kuliner yang tak hanya menawarkan cita rasa, tetapi juga menghadirkan pengalaman budaya yang unik. Berdiri sejak Desember tahun lalu, kafe ini sukses menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara dengan mengusung konsep Jawa modern yang kental, namun tetap ramah bagi selera kekinian.
Salah satu pemilik Kopi Wojo, Wijanarko mengatakan, kafe ini memadukan unsur budaya dan modernitas dalam satu tempat. "Konsepnya lebih ke Jawa modern. Jadi ada sentuhan Jawanya, juga ada modernnya. Nggak yang terlalu Jawa banget, modern pun juga enggak. Setengah-tengah lah kita bikinnya," ujarnya saat ditemui di lokasi.
Bangunan Kopi Wojo sendiri dulunya adalah rumah lama yang telah direstorasi dengan tetap menjaga keaslian arsitektur peninggalan kolonial.
“Ini sebenarnya rumah lama yang ada di Heritage Kayutangan, jadi kami berdayakan untuk kafe tanpa menghilangkan nilai sejarahnya,” tambah Wijanarko.
Keunikan utama Kopi Wojo terletak pada menu spesial yang mereka tawarkan. Selain dua varian kopi andalan bernama Kamajaya dan Kamarati, mereka juga menghadirkan minuman berbahan dasar apel hijau Malang yang diolah secara khusus.
“Kami punya signature drink dari ekstrak apel Malang asli. Selama ini apel Malang dikenal, tapi belum ada yang mengolahnya secara khas seperti ini untuk minuman kafe. Kami ingin memperkenalkan sesuatu yang benar-benar lokal tapi segar,” terangnya.
Untuk para pecinta kopi, Kamajaya dan Kamarati menjadi favorit pengunjung. Kamajaya hadir dengan rasa creamy yang lembut, sementara Kamarati menawarkan sensasi kuat yang menggambarkan karakter tegas namun elegan. Nama kedua minuman ini diambil dari tokoh pewayangan Jawa—Kamajaya dan Kamaratih, sebagai simbol perpaduan kelembutan dan kekuatan.
“Kami ingin memberi makna. Kamajaya itu strong tapi lembut, cocok untuk penikmat kopi yang ingin kelembutan di tengah kekuatan. Sedangkan Kamarati, meski perempuan, ia kuat secara jiwa. Itu yang ingin kami sampaikan lewat rasa,” jelas Wijanarko.
Tak hanya minuman, Kopi Wojo juga menyajikan menu makanan khas Malangan, salah satunya adalah Nasi Campur ala Wojo. Sajian ini mengingatkan pada hidangan nasi berkat, lengkap dengan lauk kering tempe, ayam ketumbar, ayam suwir, sayuran, dan telur dadar khas. Menu ini cocok untuk para wisatawan yang ingin mencicipi kehangatan rasa rumahan khas Jawa Timur.
Kopi Wojo tidak hanya berusaha menjual makanan dan minuman, tetapi juga menyuguhkan kenangan. Menurut Wijanarko, banyak wisatawan, bahkan dari mancanegara seperti Prancis, mengaku rindu suasana Kopi Wojo setelah kembali ke negaranya.
“Kami ingin orang pulang ke kotanya atau ke negaranya dan membawa ingatan tentang Wojo. Dari mulai keramahan kami, suasana heritage, sampai ke cita rasa. Itu yang kami bangun lewat hospitality yang kuat dan personal,” ujarnya.
Nama "Wojo" sendiri diambil dari Bahasa Jawa yang berarti besi. Filosofi ini menjadi dasar semangat usaha mereka yang kuat, tahan banting, dan tidak mudah terkikis waktu. “Kami berharap Kopi Wojo bisa terus bertahan dan memberi kesan yang dalam seperti makna besi itu sendiri,” ucap Wijanarko.
Terletak di jalur utama Kayutangan Heritage, Kopi Wojo menjadi tempat yang pas untuk bersantai setelah menjelajahi kawasan sejarah Kota Malang. Dengan desain interior klasik namun tetap minimalis, kafe ini cocok untuk semua kalangan, mulai dari wisatawan, pelajar, pekerja, hingga komunitas kreatif.
Bagi kamu yang mencari tempat nongkrong dengan rasa lokal yang otentik, suasana bersejarah, dan keramahan tuan rumah, Kopi Wojo adalah destinasi yang wajib dikunjungi saat berada di Malang. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |