TIMES MALANG, MALANG – Laga krusial BRI Liga 1 antara Arema FC versus Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang diwarnai hujan kartu pelanggaran. Beberapa menit masa injury time babak kedua, laga harus terhenti dan nyaris terjadi kericuhan.
Dalam laga dua tim yang sarat emosional ini, tercatat 9 (sembilan) kartu harus dikeluarkan dari saku wasit yang memimpin pertandingan sore itu, Yudi Nurcahya.
Pertandingan Arema FC versus Persija Jakarta diwarnai aksi protes kedua tim di laga BRI Super League 2025 di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (8/11/2025). (FOTO: Tria Adha/TIMES Indonesia).
Kartu kuning ini setelah beberapa kali pelanggaran yang terjadi di lapangan hijau, karena pertandingan berlangsung tempo tinggi. Masing-masing 5 kartu kuning untuk pemain Arema FC dan 4 kartu untuk pemain Persija Jakarta.
Dalam laga sarat gengsi ini, permainan tim menjadi cenderung keras, setelah tercipta dua gol balasan dari Persija Jakarta. Permainan keras ini awalnya banyak diawali pemain Arema FC, karena bermain ngotot mengejar ketertinggalan gol 1-2.
Dari 9 kartu kuning yang dikeluarkan wasit Yudi, dua diantanya berbuah kartu merah karena akumulasi dua kartu pelanggaran. Kartu merah pertama, pada menit 84' untuk pemain belakang Arema FC, J. Guevairaa.
Pelatih Arema FC, Marcos Vinicius Santos Goncalves. (FOTO: Tria Adha/TIMES Indonesia)
Meski bermain 10 pemain, dalam kondisi tertinggal 1-2, permainan Arema FC tak kendur. Sebaliknya, serangan Arema FC semakin spartan dan beringas. Terpancing emosi, beberapa kali pemain Persija Jakarta membalas bermain keras dan melakukan pelanggaran. Hingga pada menit 90'+2, Jordi Amat harus diusir keluar lapangan karena akumulasi dia kartu kuning.
Laga nyaris ricuh selama tambahan waktu 7 menit memasuki injury time babak kedua. Bermula protes berlebihan kedua pemain di lapangan setelah terjadi pelanggaran, kemudian berlanjut di pinggir lapangan.
Saat laga harus dihentikan menyusul pelanggaran pemain belakang Arema FC, tiba-tiba ofisial kedua tim saling bersitegang. Pelatih Arema FC Marcos Santos, tiba-tiba mendatangi pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza.
Situasi ini memicu kericuhan kedua tim di pinggir lapangan, tepatnya depan bench cadangan tim Persija Jakarta. Selain ofisial kedua tim, pemain cadangan juga turut terlihat ketegangan.
Dalam keributan ini, tampak terjadi aksi dorong dan bahkan adu pukul dan tendang dalam keruminan, hingga merangsek sampai depan Gate keluar Stadion Kanjuruhan sisi selatan.
Dua menit injury time pada waktu tambahan, pertandingan kembali dilanjutkan. Kericuhan bisa mereda sampai akhir pertandingan. Laga tim kuat Liga 1 yang dijaga 1.515 personel gabungan pengamanan ini berakhir dengan skor 1-2.
Pelatih Arema FC Marcos Santos menyampaikan, ia sempat tegang dan emosional karena kondisi tertekan kekalahan.
"Pelatih tidak ingin sakit hati (kecewa) mengalami kekalahan, karena pertandingan ini melawan Persija Jakarta. Ada memori (tragedi Kanjuruhan) dalam pengalaman pertandingan sebelumnya lawan Persija. Tetapi, pelatih sadar dan meminta maaf kepada Aremania dan semua," terang Marcos saat konferensi pers usai pertandingan. (*)
| Pewarta | : Khoirul Amin |
| Editor | : Faizal R Arief |