https://malang.times.co.id/
Berita

BEM FP UB Dorong Pemuda Ambil Bagian dari Upaya Mencapai Ketahanan Pangan

Sabtu, 08 November 2025 - 12:42
BEM FP UB Dorong Pemuda Ambil Bagian dari Upaya Mencapai Ketahanan Pangan Seminar Dialogista bertajuk “Pemuda dan Ketahanan Pangan: Menggali Potensi Pemuda dalam Menjaga Kedaulatan Pangan Nasional”, yang digelar oleh BEM FP UB, Jumat (7/11/2025). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Upaya mencapai ketahanan pangan butuh usaha bersama. Tak terkecuali dari golongan pemuda, yang didorong untuk bisa mengambil peran besar dalam menjadikan NKRI punya kedaulatan pangan. Isu itu yang banyak dibahas dalam Seminar Dialogista bertajuk “Pemuda dan Ketahanan Pangan: Menggali Potensi Pemuda dalam Menjaga Kedaulatan Pangan Nasional”, yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (BEM FP UB)  Jumat (7/11/2025).

Acara hasil kerja sama dengan Pemuda Inspirasi Nusantara (PIN), yang berlangsung di Aula Gedung Sentral FP UB ini menghadirkan tiga narasumber. Yakni Dr. Mochamad Syamsulhadi, S.P., M.P. (Ketua Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan FP UB), Heru Sutomo (Ketua P4S Restu Bumi), dan I Nyoman Sugidana (Pimpinan Pusat KMHDI 2023–2025). Diskusi interaktif ini dipandu oleh Tazkiyyah, mahasiswa semester 7 FP UB.

Wakil Dekan III FP UB, Dr. Noer Rahmi Ardiarini, yang hadir membuka acara, menekankan bahwa ketahanan pangan nasional tidak hanya ditentukan oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga oleh perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari.

“Pemerintah sudah punya banyak program untuk menuju ketahanan pangan. Namun, langkah sederhana seperti tidak menyisakan makanan di piring juga bagian dari ketahanan pangan,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat Indonesia masih sering menyisakan makanan, yang membuat Indonesia termasuk salah satu penyumbang sampah makanan terbesar di dunia.

“Kalau makan di restoran dan tidak habis, bisa dibungkus untuk dimakan lagi. Itu bagian dari upaya menjaga kedaulatan pangan,” tambahnya.

Seminar-Dialogista-2.jpg

Sementara itu, Dr. Mochamad Syamsulhadi menyoroti kebijakan pemerintah yang menggelontorkan dana besar di sektor pertanian. Tahun ini mencapai sekitar Rp140 triliun. Dia menilai, anggaran sebesar itu belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam mendorong kemajuan pertanian nasional.

“Pertanyaannya, sejauh mana dana itu efektif untuk mencapai swasembada pangan? Ini yang harus dikawal,” tegasnya.

Dia pun mendorong mahasiswa dan pemuda untuk turut meneliti efektivitas program pemerintah di sektor pertanian sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan.

Narasumber kedua, Heru Sutomo, menyoroti persoalan serius yang dihadapi dunia pertanian saat ini, yakni menurunnya minat generasi muda menjadi petani.

“Tiga tahun terakhir fenomena kemarau basah menjadi keluhan petani. Berdasarkan data BPS akhir 2024, produksi padi justru menurun,” jelasnya.

Dia menambahkan, rata-rata petani di Indonesia hanya menggarap lahan seluas 1.000 meter persegi dengan pendapatan sekitar Rp6 juta per tahun. Kondisi tersebut membuat regenerasi petani berjalan lambat.

“Profesi petani dianggap melelahkan, kotor, dan panas. Padahal, pertanian bisa menjadi sektor yang menjanjikan jika dikelola dengan teknologi dan inovasi,” ujarnya.

Dari perspektif pemuda, I Nyoman Sugidana menilai bahwa mahasiswa perlu mengambil peran lebih aktif dalam menciptakan inovasi pertanian modern.  Dia menyebut, beberapa persoalan yang dihadapi petani saat ini seperti alih fungsi lahan, perubahan iklim, pupuk, irigasi, dan minimnya regenerasi, perlu mendapat dukungan dari generasi muda.

“Mahasiswa harus kreatif dan inovatif. Semua bisa ambil bagian, sesuai dengan bidang keilmuanya masing-masing," kata dia.

Presiden BEM FP UB, Agista Nanda Prasetya, menilai bahwa perhatian pemerintah terhadap petani semakin konkret di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, langkah seperti menurunkan harga pupuk subsidi, menyederhanakan distribusi, dan menyesuaikan harga gabah serta jagung membantu petani memperoleh keuntungan lebih baik.

“Kami juga mengapresiasi Pupuk Indonesia yang cepat menindaklanjuti kebijakan ini agar pupuk bersubsidi sampai langsung ke petani,” tambahnya.

Melalui kegiatan Dialogista ini, BEM FP UB dan PIN berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam membangun ketahanan pangan berkelanjutan. Mereka berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan kesadaran dan semangat baru di kalangan pemuda agar mau terjun ke sektor pertanian. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.