TIMES MALANG, JAKARTA – Dalam kurun waktu 24 jam terakhir, Israel telah membunuh 38 warga Palestina di Gaza, serta melukai 203 orang lainnya, dan serangan zionis terus ditingkatkan di Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan, wilayah yang dikepung dan dibombardir di utara, termasuk Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza telah berulang kali diserang dan dikepung tentara Israel, sehingga sangat membahayakan pasien dan staf.
Rumah Sakit Kamal Adwan sekali lagi menjadi sasaran serangan, sementara di Gaza tengah dan selatan, tenda-tenda di tempat yang seharusnya menjadi zona aman juga terus diserang sehingga menyebabkan beberapa orang meninggal dunia.
Sementara itu Hamas mengatakan, kesepakatan gencatan senjata mungkin terjadi jika Israel berhenti menetapkan persyaratan baru.
Sementara menteri pertahanan Israel menegaskan bahwa negaranya berniat "akan mengendalikan keamanan di Gaza dengan kebebasan penuh untuk bertindak, meskipun nanti perang berakhir.
Perang Israel di Gaza menyebabkan sedikitnya 45.097 warga Palestina di Gaza meninggal dunia dan melukai 107.244 orang lainnya sejak 7 Oktober 2023.
Setidaknya 1.139 orang mati di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang disandera.
Tadi malam, utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour minta Dewan Keamanan untuk 'memberikan contoh'
Riyad Mansour mendesak anggota Dewan Keamanan untuk mengakhiri tindakan Israel di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
"Lebih dari setahun yang lalu, dan dari majelis yang sama ini, kami menyerukan gencatan senjata yang akan memungkinkan keluarga Palestina dan Israel bersatu kembali dalam hidup, bukan kematian,” kata Mansour.
Ia menambahkan, karena majelis tidak setuju pada gencatan senjata, Majelis Umum harus mengambil alih kendali di bawah kerangka kerja "Bersatu untuk Perdamaian".
Dalam pidatonya, Mansour mengomentari temuan Amnesty International tentang genosida di Gaza dan mengecam serangan Israel terhadap Irlandia.
"Israel terus melakukan genosida, membuat orang kelaparan dan mengungsi secara paksa, menjajah dan mencaplok tanah. Namun, Irlandia-lah yang telah melewati batas dengan mengecam kejahatan ini, dengan bersikeras menghormati hukum internasional dan hak asasi manusia. Anda pasti bercanda," katanya seperti dilansir Al Jazeera.
"Inilah saatnya untuk menunjukkan tekad, untuk dibimbing oleh kejelasan moral dan memimpin dengan memberi contoh," tegasnya.
Dalam sebuah kesempatan, Riyad Mansour juga menegaskan bahwa genosida yang dilakukan Israel ini tidak akan berakhir dengan sendirinya.
"Setiap perwakilan negara di sini dan PBB sebagai kesatuan memiliki tugas untuk menghentikannya. Ratusan ribu warga Palestina “sedang menghadapi ancaman kematian saat kita berbicara,” katanya.
Penegasan Riyad Mansour itu bukan tanpa alasan karena sebagai contoh bahwa hanya dalam kurun waktu 24 jam terakhir saja, Israel dengan semena-mena telah membunuh 38 warga Palestina di Gaza, serta melukai 203 orang lainnya.(*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Imadudin Muhammad |