TIMES MALANG – Sanggar Seni dan Budaya Al-Karomi, di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Sastra Arab, Universitas Negeri Malang kembali menggelar Pentas Studi 2025. Acara ini berlangsung di Parkiran Ambarawa Universitas Negeri Malang pada Jumat (25/4/2025).

Mengusung tema Suluk Lelakon, pementasan kali ini membawakan naskah Lautan Hijab karya budayawan Emha Ainun Najib atau yang akrab disapa Cak Nun. Tema Suluk Lelakon dipilih untuk memperkuat keterkaitan dengan materi diklat anggota Al-Karomi sebelumnya, yakni tentang pencarian jati diri.

Dzaky Wildan Maulana selaku sutradara mengungkapkan alasan pemilihan naskah tersebut. Menurutnya, Lautan Hijab memiliki relevansi kuat dengan kondisi sosial saat ini.

“Naskah ini pernah dipentaskan oleh Al-Karomi pada 1993, dan saya merasa penting untuk membawakannya kembali. Pemikiran Cak Nun sangat nyata dan revolusioner,” ujar Dzaky.

Lautan Hijab sendiri ditulis Cak Nun pada 1986 sebagai refleksi atas konflik dan isu sosial masa itu. Meskipun berlatar era lampau, Dzaky menilai tema-tema dalam naskah tersebut masih aktual hingga hari ini.

Dalam pementasan ini, alur cerita tetap dipertahankan, hanya ditambahkan beberapa dialog segar untuk menyesuaikan suasana.

Pentas menampilkan sepuluh aktor yang merupakan anggota baru Al-Karomi. Mereka tampil totalitas di atas panggung, memainkan peran dengan penuh penghayatan.

Pementasan turut disemarakkan oleh lantunan puisi yang dibacakan di balik tirai putih, menambah atmosfer dramatik di sepanjang pertunjukan.

Tak hanya itu, musik pengiring yang dimainkan dalam pementasan merupakan karya orisinal para anggota Al-Karomi. Musik ini dirancang khusus untuk memperkuat emosi dan suasana dalam pementasan, yang sukses membuat penonton terkesima.

Acara diakhiri dengan sesi sarasehan, di mana para penonton diajak berdiskusi dan bertukar pendapat bersama tim produksi. Segmen ini menjadi ruang refleksi dan apresiasi atas kerja keras seluruh kru di balik Pentas Studi 2025. (*)