TIMES MALANG, MALANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mengumumkan hasil uji laboratorium terhadap sampel menu dari dapur umum Makan Bergizi Gratis (MBG), usai adanya laporan makanan basi dan berbau tidak sedap di SDN 2 Dinoyo beberapa waktu lalu. Dari empat sampel menu yang diuji, tiga di antaranya terdeteksi mengandung mikroba.
Kepala Dinkes Kota Malang, dr. Husnul Muarif mengatakan, pengambilan sampel dilakukan oleh tim Puskesmas Dinoyo pada Kamis (9/10/2025) lalu menggunakan sanitarian kit. Pemeriksaan berlangsung selama 48 jam di laboratorium Puskesmas Dinoyo dengan melibatkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang.
“Dari empat sampel yang diambil, yakni ayam suwir, tahu goreng, tumis wortel, jagung-buncis, dan nasi putih. Temuannya, hanya tahu goreng yang dinyatakan aman, tidak mengandung mikroba,” ujar Husnul, Selasa (14/10/2025).
Tiga sampel lainnya, lanjut Husnil, terdeteksi mikroba akibat dugaan pencucian wadah (ompreng) yang tidak bersih. Berdasarkan penelusuran, ompreng yang digunakan untuk menyajikan menu tersebut sebelumnya dipakai untuk makanan berbahan ikan dori. Diduga, proses pencucian yang kurang sempurna menyebabkan kontaminasi pada makanan baru yang disajikan.
“Kesimpulannya, pencucian ompreng kurang bersih sehingga makanan yang baru dimasak bisa terkontaminasi. Itu juga yang membuat sebagian menu, seperti ayam suwir, berbau tidak enak,” ungkapnya.
Tim Dinkes dan Dispangtan pun memberikan sejumlah rekomendasi. Pertama, proses pencucian ompreng harus dilakukan dengan benar dan direndam menggunakan air panas agar lemak dan bau sisa makanan terangkat sempurna. Kedua, suhu freezer dan cold storage perlu dijaga sesuai standar agar tidak menimbulkan kerusakan atau kontaminasi pada bahan makanan. Ketiga, MBG disarankan menggunakan air PDAM untuk seluruh proses pengolahan makanan menggantikan air sumur yang selama ini digunakan.
Terkait potensi kontaminasi silang antara bahan sayur dan daging, Husnul menegaskan bahwa selama proses pengolahan dilakukan sesuai prosedur, risiko tersebut dapat dihindari.
“Kalau prosesnya benar, mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, hingga penyajian, insyaallah tidak akan terjadi kontaminasi silang,” katanya.
Lebih lanjut, hasil penelusuran menunjukkan ayam suwir yang diperiksa tidak dalam kondisi basi, namun kurang matang. Kondisi ini juga berpotensi menambah risiko mikroba apabila kebersihan peralatan dan suhu penyimpanan tidak dijaga dengan baik.
“Kalau masaknya kurang sempurna, kemungkinan bisa ada mikroba. Tapi hal itu bisa dikurangi kalau proses kebersihan dan suhu penyimpanan dijaga sesuai ketentuan,” imbuhnya.
Husnul menegaskan, setelah evaluasi dilakukan, suplai menu MBG yang dilakukan oleh SPPG Bani Umar kini telah kembali normal.
“Sudah berjalan normal dan masukan sudah kita sampaikan,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pihak SDN 2 Dinoyo, Kota Malang menemukan lauk basi saat ada pengiriman menu MBG ke sekolahnya, Kamis (9/10/2025) kemarin pagi.
Saat menu MBG tiba, pihak sekolah mengecek terlebih dahulu. Saat dilakukan pengecekan, Kepala Sekolah SDN 2 Dinoyo menemukan bau tak sedap yang berasal dari menu MBG tersebut.
Saat dicek, benar saja bahwa lauk yang saat itu menunya ayam suwir, berbau pengar atau tak sedap.
Seketika itu juga, pihak sekolah menarik kembali menu MBG yang harusnya dibagikan ke 492 siswa ke SPPG. Alhasil, para siswa saat itu hanya menerima susu saja dari program MBG tersebut. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |