TIMES MALANG, MALANG – Pemerintah Kota Malang (Pemkot Malang) terus melakukan pembenahan, khususnya terhadap pasar rakyat. Melalui Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan (Diskopindag) setidaknya sejak tahun 2018 lalu hingga saat ini sudah ada 16 pasar rakyat yang berhasil direvitalisasi.
Sebanyak 16 dari 26 pasar rakyat yang berhasil direvitalisasi tersebut memiliki dampak besar dalam memutar roda perekonomian di Kota Malang.
"Sudah direvitalisasi 16 pasar dari 26 pasar. Itu kita bangun fisik dan non fisik," ujar Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, Rabu (5/4/2023).
Revitalisasi Menuju SNI
Ada standar yang telah ditentukan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI soal pasar-pasar yang dinilai mampu mengangkat citra kebersihan dan memenuhi fasilitas yang telah ditentukan.
Kota Malang, saat ini yang sudah ber-SNI adalah pasar Oro-oro Dowo dan Pasar Kasin. Kedua pasar tersebut dinilai sudah memenuhi standar fasilitas dan kebersihan yang telah ditentukan oleh Kemendag RI.
"Standarnya ada ruang asi, ruang kesehatan, fasilitas digitalnya. Semua harus lengkap," ungkapnya.
Kini, Kota Malang menargetkan dua pasar lagi yang baru di datangi oleh Kemendag RI untuk ber-SNI.
"Ada dua pasar, yakni pasar Sawojajar dan Pasar Bunul. Kemarin tim Kemendag RI sudah turun ya. Kalau lainnya, menyusul tinggal kami lengkapi bertahap," tuturnya.
Angkat Konsep Digitalisasi dan Kebersihan di Pasar Rakyat Kota Malang
Diskopindag Kota Malang memang tak main-main untuk membenahi seluruh pasar rakyatnya. Tak hanya soal kebersihan saja, namun digitalisasi sebagai penopang keberhasilan ekonomi era saat ini juga tengah digencarkan.
Mengambil contoh di pasar rakyat Oro-oro Dowo, selain bersih dan tertata rapih, di pasar tersebut seluruh pembayaran sudah menggunakan digital, seperti halnya QRIS dan Mobile Banking.
Untuk kebersihan sendiri, tujuan pasar direvitalisasi agar bisa bersih, nyaman dan sejumlah infrastrukturnya bisa memenuhi standarisasi.
"Seperti bedak, los, toilet, lantai, gorong-gorong dan atap itu semua kita bangun dan benahi agar tidak kumuh," katanya.
Ia mengklaim, setidaknya sudah 70 persen pasar rakyat di Kota Malang menggunakan sistem digital untuk transaksinya.
"Ya karena masih ada seperti pembeli dan penjual yang sepuh, kan harus kita maklumi. Terpenting, ada perputarannya dan nyaman," tuturnya.
Tiga Pasar Bakal Direvitalisasi Tahun 2023 ini
Revitalisasi pasar oleh Diskopindag Kota Malang bakal berlanjut tahun 2023 ini. Pihaknya telah menggelontorkan anggaran Rp12,2 miliar untuk revitalisasi tiga pasar, yakni Pasar Madyopuro, Pasar Kebalen dan Pasar Wilis.
Untuk revitalisasi Pasar Kebalen dan Wilis, menggunakan anggaran APBD Kota Malang. Sedangkan, untuk Pasar Madyopuro akan menggunakan anggaran pemerintah pusat.
Sebenarnya, rata-rata anggaran yang dikeluarkan disetiap revitalisasi satu pasar, setidaknya harus siap sekitar Rp2-5 miliar.
Seperti di tahun 2023 ini, untuk Pasar Kebalen diperkirakan bakal menghabiskan anggaran Rp3,5 miliar, kemudian Pasar Wilis menghabiskan Rp1,7 miliar dan Pasar Madyopuro menghabiskan anggaran Rp7 miliar yang akan ditanggung oleh Pemerintah Pusat.
"Kan kerap hujan, kita coba fokuskan benahi atap, seperti yang akan dilakukan di Pasar Wilis. Atap baja dan kita tinggikan sesuai standar," imbuhnya.
Kemudian, untuk lapak akan dibuat lebih kokoh, bersih dan penataan barang dagangan akan lebih baik lagi.
"Untuk pasar Kebalen kita atur pasarnya dulu. Nanti untuk penataan PKL yang berada di jalan itu selanjutnya," tandasnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |