TIMES MALANG, MALANG – Sorotan Pro Futsal League (PFL) 2025 Seri Malang tak hanya tertuju pada aksi para atlet di lapangan, tapi juga pada semangat wirausaha para pelaku UMKM yang ikut ambil bagian di luar arena. Dalam gelaran yang berlangsung pada 11–12 Oktober di GOR Ken Arok, sebanyak 10 nasabah terbaik PNM Mekaar sektor kuliner berhasil mencuri perhatian pengunjung lewat bazaar UMKM yang mereka isi dengan aneka kuliner khas.
Antusiasme masyarakat yang hadir dari berbagai kota membuahkan hasil manis bagi para peserta. Selama dua hari acara, para nasabah PNM sukses meraup keuntungan hingga tiga kali lipat dari penghasilan harian mereka. Salah satunya adalah Ibu Ika, penjual snack pedas, yang mengaku omzetnya melonjak drastis dibandingkan hari biasa.
Kisah serupa datang dari Evi Mayasari, salah satu peserta yang turut membawa produknya ke ajang nasional ini. “Senang sekali dengan adanya PFL di Kota Malang, dagangan saya bisa lebih dikenal orang dan semoga menjadi inspirasi bagi yang lainnya,” ujarnya penuh semangat. Evi dan rekan-rekan sesama nasabah tak hanya merasakan manisnya untung besar, tetapi juga pengalaman langsung memasarkan produk kepada audiens yang lebih luas.
Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari komitmen PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam membuka akses pasar bagi para nasabah binaannya. Melalui partisipasi dalam ajang seperti PFL, PNM menghadirkan lebih dari sekadar promosi produk — ini adalah ruang belajar, ruang tumbuh, dan panggung untuk naik kelas.
Yusril Ardiansyah, Pimpinan Cabang PNM Malang, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat juang para nasabah. “PNM akan terus berupaya membuka akses pasar dan peluang bagi nasabah terbaik kami agar bisa memperluas jaringan usahanya. Kami ingin mereka merasakan pengalaman nyata berkompetisi dan bertumbuh di ruang yang lebih besar,” ujar Yusril. Ia juga berharap kontribusi ini menjadi bagian dari penguatan ekonomi kerakyatan, khususnya di Kota Malang.
Sebagai sponsor utama PFL 2025, PNM tak hanya mendorong kemajuan olahraga nasional, tetapi juga membangun jembatan antara generasi muda dan pelaku usaha mikro. Kehadiran insan PNM yang mayoritas berusia muda (18–25 tahun), khususnya para Account Officer (AO), menjadi cerminan semangat kerja keras dan sportivitas yang menginspirasi jutaan keluarga prasejahtera di seluruh Indonesia. (*)
Pewarta | : Tria Adha |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |