TIMES MALANG, MALANG – Sebanyak 2,6 ton jagung Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah disalurkan kepada peternak ayam petelur di Kota Malang. Bantuan ini diberikan untuk membantu peternak skala kecil menghadapi kenaikan harga pakan yang kian memberatkan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan mengatakan, penyaluran dilakukan kepada dua peternak di Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang. Masing-masing menerima 1,3 ton jagung.
“Sudah terdistribusi ke dua peternak ayam petelur di Wonokoyo. Harapannya, bantuan ini bisa membantu mereka menjaga produktivitas,” ujar Slamet, Rabu (15/10/2025).
Ia menjelaskan, program jagung SPHP menyasar peternak ayam petelur (layer) berskala menengah ke bawah. Dispangtan melakukan pendataan secara ketat agar bantuan tepat sasaran dan mampu menopang ekonomi peternak kecil.
“Program ini tidak menyasar peternak besar. Penyaluran dilakukan secara berkala tiap bulan, disesuaikan dengan kebutuhan dan pengajuan peternak,” ungkapnya.
Slamet menambahkan, distribusi jagung akan dilakukan secara bergilir bagi peternak lain yang memenuhi kriteria. Dispangtan berperan sebagai penghubung antara peternak dengan Perum Bulog selaku penyedia stok dan penyalur bantuan.
“Ya, betul. Penyalurannya bergilir sesuai usulan yang kami sampaikan ke Bulog,” imbuhnya.
Selain bantuan pakan, Dispangtan Kota Malang juga memberikan pendampingan teknis melalui tim dari Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pendampingan mencakup pemantauan kebersihan kandang hingga pemberian vitamin bagi ayam petelur.
“Kami juga rutin memonitor kebersihan kandang dan kondisi ternak agar tetap sehat,” ucapnya.
Sebagai informasi, program Jagung SPHP merupakan inisiatif Pemerintah Pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dengan penugasan kepada Perum Bulog berdasarkan surat Nomor 262/TS.02.02/K/9/2025 tertanggal 23 September 2025.
Sementara, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menjelaskan, program ini menggunakan stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebanyak 52.400 ton, dengan harga jual Rp5.500 per kilogram. Bapanas menyiapkan anggaran Rp78,6 miliar dengan subsidi harga Rp1.500 per kilogram.
“Ini sesuai arahan Presiden Prabowo bahwa pemerintah harus hadir membantu produsen pangan dalam negeri. Saat harga jagung tinggi, kita bantu peternak; ketika harga rendah, kita bantu petani dengan penyerapan,” jelas Arief.
Pada tahun 2025, sebanyak 2.109 peternak di seluruh Indonesia telah diverifikasi oleh Bapanas bersama Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ditjen Tanaman Pangan Kementan, dan Perum Bulog sebagai penerima bantuan SPHP.
“Harapannya, program ini bisa menjaga keberlangsungan produksi peternak unggas dan memastikan harga telur serta daging ayam tetap stabil di masyarakat,” ucapnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |