TIMES MALANG, MALANG – Ribuan siswa di Kota Malang terpaksa “puasa” menerima jatah Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah dua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berhenti beroperasi sejak sekitar satu bulan lalu. Dua SPPG yang tutup itu berada di Jalan IR Rais, Bareng dan Jalan Yos Sudarso, Kasin.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, membenarkan bahwa dua SPPG tersebut sudah tidak lagi melayani distribusi MBG. Penyebabnya bukan terkait pendanaan, melainkan masalah internal yaitu ada pergantian yayasan dan pembenahan infrastruktur.
“Sudah sekitar satu bulan tutup. Alasannya karena pergantian yayasan dan perbaikan infrastruktur dapurnya,” ujar Slamet, Senin (17/11/2025).
Slamet menegaskan bahwa penghentian operasional itu sepenuhnya urusan internal yayasan mitra penyedia layanan MBG. Pemerintah tidak mengetahui detail soal alur pendanaan karena mekanisme pembayaran dilakukan langsung antara yayasan mitra dan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Pendanaan langsung antara mitra yayasan dan BGN. Kita tidak tahu soal itu. Jadi dipastikan ini tutup bukan karena soal pendanaan,” ungkapnya.
Dua SPPG yang berhenti beroperasi, sebelumnya melayani ribuan penerima manfaat dari sejumlah sekolah. Slamet mengaku tidak memiliki angka pasti, namun memperkirakan jumlahnya bisa mencapai ribuan.
“Perkiraannya sekitar 3.000 penerima per SPPG. Data pastinya saya kurang tahu,” katanya.
Dalam satu SPPG, kapasitas maksimal penerima MBG mencapai 3.000 orang, terdiri dari pelajar hingga kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Dengan dua SPPG tutup, jumlah penerima yang terdampak bisa mencapai 6.000 orang lebih.
Slamet menegaskan bahwa pemerintah tidak mengalihkan layanan MBG dari dua SPPG tersebut ke SPPG lain. Konsekuensinya, ribuan anak yang biasanya menerima jatah MBG harus berhenti sementara.
“Ya sementara berhenti. Sampai dua SPPG itu beroperasi lagi,” tegasnya.
Selama masa penghentian, para siswa kembali seperti sebelum ada program MBG, yakni tidak menerima paket makanan bergizi harian.
Ditanya soal penjadwalan ulang operasional, Slamet menyebut pihaknya belum mendapatkan kepastian dari yayasan mitra. Koordinasi masih berlangsung, namun belum ada target resmi kapan dapur itu akan kembali beroperasi.
“Belum tahu kapan mulai buka lagi. Itu kembali ke internal yayasan mitra,” imbuhnya.
Meski begitu, pemerintah berharap proses pembenahan dapat segera tuntas agar layanan MBG tidak terhenti terlalu lama.
“Harapan kita tentu segera beroperasi lagi. Tapi kembali lagi ke internal yayasan mitra,” pungkasnya. (*)
| Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |