TIMES MALANG, MALANG – Aremania bernama Muhammad Iqbal Maulana (17) merasa beruntung dirinya masih bisa selamat dari maut ditengah-tengah kepungan gas air mata dan ribuan Aremania lain di Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) lalu.
Saat ditemui dikediamannya, Jalan Sadewo RT 3 RW 3 Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Iqbal masih dalam kondisi pemulihan.
Matanya masih memerah pekat, kemudian kaki sebelah kanannya masih terlihat ada bekas luka terinjak dan perut sebelah kanannya masih memar dan terasa sakit.
Saat ditemui TIMES Indonesia, Iqbal menceritakan bagaimana mengerikannya gate 13 dalam tragedi Kanjuruhan Malang tersebut.
Iqbal kala itu berada di tribun berdiri 13. Sontak, gas air mata ditembakkan tepat ke arahnya sebanyak 3 kali oleh aparat keamanan.
"Sadarku tiga kali (penembakan gas air mata) didepan mataku di tribun 13. Beluk e (asapnya) keluar, perih, dadaku sesak, sakit," ujar Iqbal, Rabu (12/10/2022).
Ia mengaku baru pertama kali merasakan gas air mata. Tenggorokannya seperti di cekik, sakit sampai ke hidung.
"Aku gak tahu kena (gas air mata) se umur-umur, baru ini. Sesaknya seperti mau meninggal," ungkapnya.
Iqbal menuturkan, bagaimana dirinya berusaha untuk keluar dari kepungan asap gas air mata dan kepungan suporter yang tengah berdesak-desakan.
Kondisi kaki Iqbal yang memar akibat terinjak. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kala itu, Iqbal berada di pinggir tangga menuju pintu keluar, tepatnya di gate 13. Dalam kerumunan tersebut, Iqbal terjatuh dari atas ke bawah. Kondisinya sudah lemas dan tak berdaya, kemudian diangkat oleh Aremania lain untuk ditaruh di bawah tangga.
Dengan kondisi setengah sadar, Iqbal kala itu tengah terkapar dibawah tangga gate 13 bersama Aremania lain yang sudah tak bernyawa. Ia hanya bisa pasrah.
"Saya jatuh diinjak-injak i. Gak bisa berdiri, diangkat dijejerno (disandingkan) di arek-arek ganok umur (Aremania lain yang telah meninggal dunia)," bebernya.
Ia melihat langsung bagaimana proses evakuasi dilakukan oleh Aremania lain melalui tembok gate 13 yang dijebol. Iqbal pun juga keluar dari tembok tersebut.
Ia ditarik dari luar oleh Aremania lain. Perut dan kakinya tergores lubang tembok yang memang tak begitu besar.
"Aku berjuang ndang metu (cepat keluar). Ditarik orang dari luar, lewat tembok itu. Badanku memar semua," imbuhnya.
Saat Iqbal berhasil keluar, dipikirannya hanya ingin cepat pulang. Ia pun bergegas menuju parkiran Stadion Kanjuruhan Malang untuk mengambil sepeda motornya.
Ia pun pergi seketika dengan kondisi lemas dan menahan sakit di bagian perutnya.
"Aku nyetir miring, keadaan perut kanan sakit banget," ucapnya.
Namun, ditengah perjalanan, Iqbal merasa tak kuat. Akhirnya, ia pun sempat berhenti di wilayah Pakisaji, Kabupaten Malang dan pingsan seketika.
Kondisi perut kanan Iqbal yang sudah mulai membaik. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Bersyukurnya, ada sejumlah Aremania lain melihat Iqbal tergeletak dipinggir jalan. Cepat-cepat sejumlah Aremania itu membantu menyadarkan Iqbal.
"Di Pakisaji semput (pingsan). Ada Aremania lewat dibantu di kasih air putih sama minyak kayu putih," katanya.
Sebelumnya, Iqbal menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya bersama kelima temannya. Ia sudah tak ingat lagi kemana temannya saat kejadian itu. Setidaknya dalam kurun waktu hampir satu jam ia berusaha untuk keluar dari dalam stadion.
"Satu jam baru bisa keluar. Aku tergeletak di samping-sampingnya mayat itu 20 menitan," imbuhnya.
Keesokan harinya, Minggu (2/10/2022) ia merasa bersyukur bisa selamat. Dadanya masih terasa sakit, matanya memerah pekat, badannya masih merasa sakit dan tak bisa bergerak.
"Besoknya itu saya kabar-kabaran sama teman-teman lain. Syukur mereka selamat semua. Yang matanya merah cuma aku aja, tapi katanya bisa sembuh tiga Minggu sampai 1 bulan," tuturnya.
Meski Iqbal mencintai Arema sejak kecil. Tapi dirinya mengaku baru dua kali menonton pertandingan secara langsung. Pertama, saat Arema FC melawan PSM Makasar di Piala Presiden 2022 dan saat Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Liga 1, Sabtu (1/10/2022) lalu.
"Baru dua kali aja nonton Arema. Anak-anak emang ngajaknya di tribun 13 itu, biasanya gak ramai. Pas lawan Persebaya itu baru kok ramai," imbuhnya.
Sementara itu, untuk masa pengobatannya sudah berjalan baik. Minggu (2/10/2022) lalu ia dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Senin (3/10/2022) ia dipulangkan dan melakukan rawat jalan dengan diberi sejumlah obat oleh dokter.
"Sekarang sudah lumayan. Mata ini merah katanya ya karena gas air mata, tapi sama dokter gak dikasih tahu detailnya apa. Tapi sudah jauh lebih baik sekarang daripada awal masih sesak sakit semua," kata Iqbal.(*)
KONTAK BANTUAN
Seburuk apapun masalah dan kondisi yang dialami oleh para korban dan keluarga korban Tragedi Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, tindakan emosional, berpikir negatif dan bahkan melakukan tindakan kriminal, bukanlah solusi yang baik. Jika para korban dan keluarga korban mengalami masa sulit, stres, trauma atau hampa dalam hidup seperti depresi, atau jika Anda memiliki keluarga atau kenalan yang mengalami kesulitan tersebut, segera hubungi hotline Pusat Layanan Psikososial bagi Korban dan Keluarga Korban Terdampak Tragedi Stadion Kanjuruhan dengan menghubungi: (0812 3257 5796). Tim Trauma Healing akan mendampingi Anda.
Layanan Trauma Healing ini menjadi pilihan Anda dan bisa meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan langsung bisa datang ke Posko yang sudah ada dan sudah disiapkan oleh tim yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Malang dan bekerja sama dengan banyak pihak. Atau bisa datang ke kantor TIMES Indonesia di TIMES SQUARE IJEN, Jl Besar Ijen No 90-92 Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, atau bisa klik link website ini: timesindonesia.co.id
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |