TIMES MALANG, DENPASAR – Kehebohan BCA BTR Ultra 2025 bukan hanya terasa di jalur lomba, tetapi juga mengguncang sektor pariwisata dan akomodasi Bali. Ribuan pelari dari berbagai penjuru dunia membanjiri Pulau Dewata, menjadikan okupansi hotel dari Kintamani hingga Ubud mencapai hampir 100 persen.

Bahkan, banyak penginapan sudah dipesan jauh-jauh hari sebelum event berlangsung. Kawasan Kintamani, sebagai titik utama lomba, mengalami lonjakan pengunjung yang merambat ke wilayah lain seperti Gianyar dan Ubud.

"Kalau tahun lalu dampaknya luar biasa, tahun ini bisa lebih dari itu. Warung kopi penuh, ojek kebanjiran order, pemandu lokal sibuk mendampingi peserta," ungkap I Made Budiana, Ketua Bali Trail Running.

Tahun ini tercatat 4.007 pelari dari 62 negara berpartisipasi. Efek ekonominya pun langsung terasa, dengan estimasi perputaran uang menembus angka lebih dari Rp31 miliar—melampaui pencapaian tahun lalu.

Salah satu peserta, Issa dari Filipina, mengaku rela menempuh 2.700 km untuk ikut serta. “Saya sangat excited. Ini pengalaman pertama saya mengikuti trail run di Bali,” ujar Issa, Kamis (8/5/2025).

Selain menjadi ajang olahraga, BCA BTR Ultra juga menjadi momen pertemuan budaya antarbangsa. Para pelari menikmati rute indah yang membentang di kaki tiga gunung sakral Bali—Batur, Abang, dan Agung.

Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta menyebut bahwa event ini memberi efek multiplikasi ekonomi yang luas.

“Tidak hanya Kintamani, tapi kabupaten tetangga pun ikut merasakan dampaknya. Ini model ideal sport tourism,” katanya.

Lebih dari sekadar kompetisi, BCA BTR Ultra telah menjadi jembatan yang menghubungkan olahraga, budaya, dan ekonomi lintas wilayah di Bali. (*)