TIMES MALANG, MALANG – Kelapa sawit yang dinilai banyak manfaat dan punya prospek ekonomi bagus, bakal digairahkan di wilayah Kabupaten Malang. Potensi perkebunan sawit sudah pernah ada di beberapa wilayah kecamatan, namun kalah bersaing dengan budidaya komoditi perkebunan lainnya. 

Bupati Malang, HM Sanusi mengungkapkan, ada banyak lahan tidur yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung perkebunan kelapa sawit. Dengan menggairahkan perkebunan sawit pada lahan-lahan yang ada tersebut, kedepan diharapkan bisa membangkitkan produksi sawit.

Dikatakan, masih banyak lahan kosong yang tidak dimanfaatkan masyarakat untuk perkebunan. Jika dibiarkan, lahan tersebut bisa menjadi lahan tidur atau bahkan kritis. 

"Jika diolah untuk perkebunan sawit, tentu lahan akan lebih produktif dan bisa menghasilkan sumber penghasilan. Kelapa sawit itu nilai ekonominya bagus. Saat ini di Kabupaten Malang sedang dipetakan potensinya," terang Sanusi, kemarin. 

Selain itu, menurutnya budidaya tanaman kelapa sawit juga cukup mudah, karena tidak membutuhkan banyak air. 

Dorongan menggairahkan produksi sawit juga sempat disampaikan Bupati Malang, di hadapan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Malang belum lama ini. 

Komitmen dukungan produksi perkebunan sawit ini juga pernah disampaikan pihak Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Badan Layanan Umum di bawah Kementerian Keuangan RI, dalam kesempatan acara workshop Penguatan Kemitraan dan Kelembagaan Sawit Rakyat Jatim yang digelar Apkasindo, di Malang, beberapa waktu lalu.

Kegiatan ini juga dihadiri Direktur PPHP Ditjenbun, Kadiv Koperasi dan UMKM BPDPKS, Bupati Malang, Forkopimda Kabupaten Malang, Kadis Perkebunan Provinsi Jawa Timur, dan beberapa perwakikan kampus. 

Di depan peserta asosiasi petani sawit, Kepala Divisi Koperasi dan UMKM BPDPK, Helmi Muhansah, menyampaikan beberapa program unggulan, yaitu beasiswa sawit, bantuan sarana dan prasarana, riset serta pengembangan UMKM produk kelapa sawit. 

Helmi mengungkapkan, banyak manfaat dari bahan kelapa sawit yang mungkin tidak banyak disadari selama 24 jam kehidupan kita.

Menurutnya, sehari-hari kita menggunakan produk berbahan sawit. Diantaranya, sabun, shampo, pasta gigi, skincare, dan bahan bakar. Bahkan, makanan rawon pun menggunakan krimer sawit sebagai alternatif pengganti santan. 

Secara khusus, workshop tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi semua pihak yang terlibat dan mendorong keberlanjutan industri kelapa sawit yang inklusif dan berkelanjutan. (*)