TIMES MALANG, YOGYAKARTA – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan bahwa nilai-nilai kemanusiaan memiliki kekuatan besar untuk mempersatukan berbagai elemen bangsa yang berbeda latar belakang dalam memperjuangkan kepentingan nasional.
Pesan itu disampaikan Lestari saat memberikan sambutan dalam acara Bedah Buku berjudul “Bawa Mereka Pulang” karya Fenty Effendy, yang digelar di Kampus Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat (7/11).
Buku tersebut mengisahkan perjuangan pembebasan 10 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Mindanao, Filipina, pada tahun 2016. Saat itu, Lestari yang menjabat sebagai eksekutif di Media Group turut terlibat dalam Tim Kemanusiaan yang dibentuk oleh Surya Paloh untuk membantu proses pembebasan para sandera.
Acara bedah buku turut menghadirkan sejumlah tokoh, antara lain Fina Itriyati, Ph.D. (Wakil Dekan FISIPOL UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni), penulis buku Fenty Effendy, Direktur Eksekutif Yayasan Sukma Ahmad Baedowi, serta Guru Besar Hubungan Internasional sekaligus Ketua Minat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik UGM, Prof. Dr. Mohtar Mas’oed.

Menurut Lestari, kisah pembebasan itu memberikan banyak pelajaran penting, terutama mengenai arti kolaborasi lintas sektor. Ia menjelaskan, Tim Kemanusiaan Surya Paloh merupakan contoh nyata kerja sama tiga sektor — Yayasan Sukma (institusi pendidikan), Partai NasDem (politik), dan Media Group (swasta) — yang bersatu dalam misi kemanusiaan.
“Dalam proses negosiasi, institusi pendidikan memainkan peran penting sebagai jembatan komunikasi,” ujar politisi yang akrab disapa Rerie itu.
Anggota Komisi X DPR RI tersebut menambahkan, langkah yang diambil Tim Kemanusiaan Surya Paloh merupakan wujud nyata pelaksanaan amanat konstitusi untuk melindungi warga negara Indonesia di manapun berada. Ia menilai, upaya tersebut juga sejalan dengan semangat mewujudkan perdamaian dunia.
“Peristiwa ini mengajarkan bahwa diplomasi tidak hanya bisa dijalankan oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat sipil. Setiap anak bangsa memiliki ruang untuk berperan dalam menjaga nilai kemanusiaan dan perdamaian,” tegas Rerie yang juga merupakan anggota Majelis Tinggi Partai NasDem. (*)
| Pewarta | : Rochmat Shobirin |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |