TIMES MALANG, MALANG – Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) mendorong adanya kemudahan akses usaha permodalan yang lebih besar.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran, Kemenko PM, Leontinus Alpha Edison usai hadir di acara Dialog Interaktif yang digelar di Kantor PNM Cabang Malang pada Jumat (10/4/2025). 

Dalam acara bertajuk "Perempuan Berdaya, Ekonomi Keluarga Bertumbuh" itu, Edison menyampaikan bahwa tantangan di masing masing daerah tentu berbeda. Ia menekankan para pelaku usaha harus memperluas wawasan dan berinovasi dalam menatap setiap tantangan yang ada. 

Baginya, pengembangan kapasitas SDM perlu digencarkan. Baik melalui metode metode inovatif maupun memghadirkan mentor mentor yang baik. Pihaknya juga mendorong kemudahan akses usaha bagi pelaku UMKM di Malang. 

"Kami ingin mempermudah akses bagi para pengusaha. Baik bahan baku, proses produksi, pembiayaan hingga pemasaran," ujar Edison. 

Selain itu, kemudahan akses HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) juga menjadi perhatian untuk pelaku usaha. Ia menyebut HAKI penting dalam pengembangan ekonomi kreatif.  

Menurutnya, pelaku usaha yang jelas akan berpeluang besar mendapat kemudahan akses usaha tersebut. Terutama akses pembiayaan atau permodalan. 

Edison menyampaikan bahwa PNM sebagai salah satu BUMN memiliki program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekar) yang ideal untuk mengembangkan usaha. 

"Karena tak hanya pembiayaan, tetapi juga ada pendampingan usaha tiap minggu. Ada sharing untuk menyelesaikan masalah dan lainnya. Ini sebenarnya kunci usaha bisa lebih bagus," ungkapnya.

Sementara, Direktur Operasional PNM Sunar Basuki menyebut, pihaknya menargetkan nasabah aktif program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) se-Malang Raya bisa mencapai 270 ribu orang di tahun 2025.

"Kami berusaha menambah nasabah. Saat ini di Malang Raya ada 231 ribu orang, dari jumlah itu ditargetkan bisa menjadi 260 ribu sampai 270 ribu nasabah," tegasnya.

Ia merasa optimistis target di Malang Raya bisa tercapai, lantaran di wilayah setempat masih menyimpan potensi untuk terus digali. 

"Karena (wilayahnya) potensial, dalam artian masih ada yang belum dibiayai Mekaar sehingga masih ada ruang diberikan target lebih," tuturnya.

Target tersebut juga untuk merealisasikan penambahan jumlah nasabah aktif Mekaar secara nasional yang dicanangkan mencapai 16 juta orang dari sebelumnya sejumlah 15,5 juta orang.

Sembari berupaya memberikan akses permodalan bagi masyarakat di Malang Raya, PNM juga fokus menggenjot pendampingan kepada 231 ribu nasabah aktif.

Pola yang dilakukan, yakni dengan menindaklanjuti keinginan para nasabah, salah satunya adalah memasifkan peningkatan kapasitas dalam hal memanfaatkan sistem pasar daring.

"Sekarang ini trennya penjualan online, itu yang kami bantu. Kami mengajarkan pembukuan sederhana, memisahkan antara rumah tangga dan usaha sampai proses mendapatkan sertifikasi halal. Intinya itu yang kami coba berikan ke nasabah, supaya berkembang," jelasnya.

Lebih lanjut, Sunar menyatakan aspek lain yang diperhatikan, yakni pendampingan terhadap para nasabah untuk memenuhi kelegalan produk, seperti nomor induk berusaha (NIB) serta izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

"Rata-rata usaha mikro biasanya adalah yang mudah, yakni berdagang. Kebanyakan 70 persen pedagang, salah satunya kuliner," ucapnya.(*)