TIMES MALANG, MALANG – Di tengah derasnya arus digital, keberadaan toko buku independen masih punya tempat tersendiri bagi para pecinta bacaan.
Salah satunya adalah Book By Ibuk, sebuah toko buku rumahan yang beralamat di Jalan Jaya Srani, Ngadipuro Lor, Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Meski lokasinya berada di dalam gang dan menempati ruangan minimalis, toko ini tampil rapi, nyaman, dan ramah pengunjung, terlebih dengan adanya fasilitas ruang baca gratis.
Awal Mula Berdiri
Book By Ibuk lahir dari kebutuhan sederhana. Pada 2020, Fera Nur Aini yang saat itu tinggal di Semarang, mencari buku bacaan berkualitas dan terjangkau untuk anaknya.
Dari situ, ia mulai menawarkan buku-buku anak kepada teman-teman terdekat. Kegiatan ini berlanjut hingga akhirnya Fera bersama sang suami, Imam Faqih, memberanikan diri bernisnis buku.
“Akhirnya kami memulai kulakan dengan modal sekitar Rp3 juta. Waktu itu hanya dapat satu kotak kayu kecil berisi buku,” kenang Faqih kepada TIMES Indonesia, pertengahan Agustus 2025 lalu.
Sejak saat itu, mereka serius membangun brand Book By Ibuk, memperluas jangkauan lewat marketplace seperti Shopee dan Tokopedia, serta aktif di Instagram @bookbyibuk.
Ruang baca yang minimalis cukup untuk empat orang pengunjung (Putri Elvina Revalinda/TIMES Indonesia)
Setelah sempat pindah ke Surabaya, pada 2022 mereka menetap di Malang. Permintaan yang semakin meningkat membuat Faqih memutuskan berhenti dari pekerjaannya untuk fokus penuh mengelola toko buku. Kini, usaha keluarga ini sudah memiliki dua karyawan dan komunitas pelanggan yang tergabung dalam grup WhatsApp.
Ribuan Koleksi Buku
Book By Ibuk menawarkan lebih dari 2.000 judul buku. Koleksi anak-anak disusun rapi berdasarkan jenis, usia, hingga level pembaca, sehingga memudahkan orang tua memilih bacaan yang sesuai. Tak hanya itu, tersedia pula buku dewasa seperti novel, parenting, self-improvement, hingga literatur populer.
Seluruh koleksi dipilih melalui proses kurasi ketat agar tetap terjaga kualitasnya. Informasi terbaru mengenai buku yang tersedia rutin dibagikan melalui WhatsApp, Instagram, dan e-commerce. Toko ini dapat dikunjungi setiap Senin–Jumat serta Minggu pukul 08.00–16.00 WIB.
Ruang Baca Gratis
Pada 2024, Book By Ibuk menghadirkan Ruang Offline, sebuah ruang baca inklusif yang terbuka bagi masyarakat. Koleksi yang tersedia berasal dari buku pribadi, donasi, hingga sampel dari penerbit.
“Salah satu alasan orang jarang membaca adalah karena akses terbatas. Harga buku relatif mahal. Sayang kalau koleksi hanya disimpan di gudang,” kata Faqih.
Ruang baca ini menyediakan ratusan koleksi anak hingga dewasa lengkap dengan mainan edukasi, dan bisa dipinjam setelah mendaftar sebagai anggota. Ruang ini bahkan pernah menjadi tempat diskusi rutin bulanan, meski kini terhenti karena kesibukan pengelola.
Aktif Berkolaborasi
Tak berhenti pada penjualan, Book By Ibuk juga aktif menggelar kegiatan bersama komunitas lokal dan penerbit. Mulai dari anak-anak PAUD hingga mahasiswa, mereka dilibatkan dalam berbagai kegiatan literasi.
“Toko buku indie akan sulit berkembang jika tidak merangkul komunitas lain,” ujar Faqih.
Ia mengakui, bisnis buku penuh tantangan: selera pembaca yang cepat berubah, pasar yang sempit, hingga persaingan ketat. Namun, Book By Ibuk tetap bertahan dengan mengedepankan kualitas bacaan, kedekatan dengan pelanggan, dan kolaborasi bersama masyarakat.
“Mungkin banyak orang punya modal besar, tapi tidak semua berani terjun ke bisnis buku,” ucapnya. (*)
Pewarta: Putri Elvina Revalinda
Pewarta | : Emanuel Leto Ati (MG-221) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |