TIMES MALANG, MALANG – Raka Natawijaya Raharjo, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB), sukses menyumbang kebanggaan bagi Indonesia dengan meraih medali perunggu di ajang bergengsi 21st World Kempo Championship 2025. Kegiatan ini berlangsung di Caldas da Rainha, Portugal, pada 21–27 April 2025.
Kompetisi ini bukan ajang biasa. Lebih dari 3.000 atlet dari 74 negara turut ambil bagian, mempertemukan para pendekar terbaik dari empat benua: Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika. Raka menjadi bagian dari delegasi resmi National Federation Kempo Indonesia (NFKI), membawa nama Indonesia dan UB ke panggung internasional.
Meski belum berhasil naik ke podium tertinggi, Raka mengaku puas dengan pencapaiannya. “Rasanya senang bisa naik podium, tapi ada rasa sedih juga karena belum bisa meraih juara satu,” ungkap mahasiswa Teknik Mesin 2024 ini.
Tak mudah bagi Raka untuk mencapai titik ini. Ia harus pandai membagi waktu antara kesibukan kuliah dan jadwal latihan yang padat.
“Ini pertama kali saya menjalani perkuliahan dan di semester ini aktivitas kampus sudah cukup padat. Manajemen waktu antara kuliah dan latihan terasa jauh lebih menantang dibanding saat masih SMA,” imbuhnya.
Selain itu, persiapan fisik dan mental juga menjadi faktor krusial. Raka menyadari bahwa lawan-lawannya di Portugal datang dengan kekuatan penuh.
“Banyak negara yang sebelumnya absen, kini ikut bertanding. Lawan-lawan sangat kuat, jadi saya harus menjaga fokus, stamina, dan berat badan agar tetap ideal saat hari H,” kata dia.
Menariknya, perjalanan Raka di dunia kempo dimulai tanpa ekspektasi besar. Dia mengaku awalnya cuma coba-coba waktu SMP, tapi lama-lama malah jatuh cinta pada seni bela diri ini. Kini, kempo bukan sekadar hobi, tetapi bagian dari identitas dan perjalanan hidupnya.
Ia berharap prestasi ini bisa menjadi pemantik semangat bagi generasi muda.
“Jangan takut untuk memulai dari nol. Tidak ada kata terlambat. Setiap orang pernah bingung di awal, tapi yang penting adalah kemauan untuk belajar dan tidak takut gagal. Gagal itu bagian dari proses tumbuh. Prestasi bukan tentang siapa yang tercepat, tapi siapa yang paling konsisten dan tidak menyerah,” pesannya. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |