TIMES MALANG, MALANG – Tanaman padi varietas Sukma asli Kabupaten Malang punya provitas tinggi, yang mampu menghasilkan gabah kering panen (GKP) sangat bagus. Dengan intensifikasi, varietas padi Sukma ini mampu meningkat produksinya hingga 30 persen.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malang, Avicenna Medisca Sani P. mengungkapkan, provitas padi Sukma ini sangat menjanjikan sebagai salah satu varietas yang bisa dikembangan dengan intensifikasi.
"Dengan intensifikasi untuk varietas Sukma, akan bisa meningkatkan potensi produksi padi di Kabupaten Malang. Potensi peningkatan produksinya bisa bertambah kurang lebih 30 persen dari saat ini," kata Avicenna Medisca, kepada TIMES Indonesia, Kamis (5/6/2025).
Hasil produksi padi varietas Sukma ini, menurutnya sudah ditunjukkan saat panen raya oleh Kelompok tani Mulyo, di Desa Pandan Mulyo Tajinan Kabupaten Malang, kemarin. Dimana, provitas padi Sukma didapati mencapai 13,6 ton/hektare.
"Varietas padi sukma itu alhamdulilah kemarin menghasilkan 13,6 ton per hektare, dengan usia panen setelah 114 hari. Mereka (poktan) sudah 4 kali tanam, dan masa panen yang lalu pernah mencapai di atas 14 ton/hektare," jelas Avicenna.
Ia menambahkan, rata-rata provitas padi di Kabupaten Malang menghasilkan 7-8 ton/ha GKP.
"Nah, apabila nantinya pengembangan padi varietas Sukma ini berhasil, maka provitas rata-rata saat panen bisa mencapai 10 ton/hektar," tandasnya optimis.
Ketika provitas padi tersebut tercapai dengan intensifikasi, kata Avi, maka pendapatan petani pasti ikut meningkat. Dimana, dengan HPP gabah Rp 6.500/kilogram, maka per hektare lahan padi, petani akan memperoleh Rp 68 juta sekali musim panen.
Karena itu pula, pihaknya berharap dari provitas padi Sukma yang lebih prospek ini, tentunya membuat petani padi akan lebih semangat lagi untuk meningkatkan produksinya.
Saat ini, padi lokal yang jadi unggulan di Kabupaten Malang adalah varietas Sukma dan Kasima. Demplot pembenihan dan budidaya padi varietas Sukma sendiri sudah tersebar di 10 titik lokasi lahan pertanian beberapa kecamatan. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Imadudin Muhammad |