TIMES MALANG, MALANG – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya secara resmi membatalkan rencana aksi damai yang sebelumnya dijadwalkan digelar pada Senin, 1 September 2025, di depan Balai Kota Malang. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi keamanan yang dinilai berpotensi menimbulkan kericuhan.
Dalam keterangan resminya, Koordinator BEM Malang Raya bersama seluruh jajaran pimpinan BEM di wilayah Malang menegaskan bahwa mereka menarik diri dari seluruh bentuk aksi yang akan dilaksanakan di Balai Kota Malang.
“Keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan objektif, melihat situasi dan kondisi terkini di wilayah Malang Raya yang sarat dengan informasi mengenai potensi kericuhan besar serta indikasi rekayasa kondisi dari pihak-pihak tertentu. Demi mengutamakan keselamatan mahasiswa dan masyarakat, BEM Malang Raya menilai langkah taktis yang terbaik saat ini adalah menahan diri dan saling menjaga satu sama lain,” tulis pernyataan tersebut.
Pantauan cctv pada pukul 13.30 halaman depan Balai Kota Malang dan DPRD Kota Malang yang lenggang dari massa aksi. (Istimewa)
Dalam press release itu, BEM Malang Raya menegaskan bahwa keselamatan mahasiswa dan masyarakat menjadi prioritas utama. Mereka mengajak seluruh mahasiswa Malang Raya untuk tetap menjaga persatuan dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah situasi.
“Kami memohon maaf sebesar-besarnya atas perubahan keputusan ini, dan mengajak seluruh mahasiswa Malang Raya tetap menjaga persatuan serta kewaspadaan,” tambah pernyataan tersebut.
BEM Malang Raya juga menegaskan lima poin sikap resmi terkait pembatalan aksi:
1. Penjadwalan Ulang Aksi Massa
Aksi ditunda hingga situasi lebih kondusif demi keselamatan massa dan masyarakat.
2. Keselamatan Rakyat Prioritas Utama
Gerakan mahasiswa tidak boleh menambah korban, melainkan menjaga solidaritas demi keamanan bersama.
3. Menolak Anarkisme
BEM Malang Raya menolak segala bentuk kekerasan, perusakan, dan tindakan yang merugikan masyarakat.
4. Melanjutkan Perjuangan Konstitusional
Perjuangan mahasiswa tetap dilanjutkan melalui kajian kritis, advokasi, forum akademik, media, dan jalur hukum.
5. Menguatkan Persatuan Nasional
Mengajak seluruh elemen bangsa menahan diri, meninggalkan ego sektoral, dan mengedepankan kepentingan nasional.
Meski batal turun ke jalan, BEM Malang Raya menegaskan perjuangan mahasiswa tidak berhenti. Mereka akan terus mengawal isu publik dengan cara konstitusional, termasuk lewat diskusi akademik dan advokasi hukum.
Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya kewaspadaan aparat keamanan terkait potensi kericuhan dalam aksi-aksi yang direncanakan berbagai pihak di Kota Malang pada 1 September 2025.
Hingga pukul 13.30, halaman Balai Kota Malang nampak lenggang dari massa. Tidak ada satupun massa yang melakukan aksi. Padahal sebelumnya tersebar poster dari Aliansi Rakyat Tertindas Kota Malang yang akan melakukan demo pada Senin 1 September 2025 di halaman balai kota, pada pukul 09.00. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |