TIMES MALANG, MALANG – Pagi di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, diselimuti kabut khas lereng selatan. Di bawah langit yang perlahan cerah, belasan peternak duduk di halaman Balai Rukun Tani II. Mereka bukan sedang menunggu giliran vaksin ternak, melainkan mendengarkan penjelasan dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang yang datang dalam rangkaian kegiatan TMMD ke-126 Kodim 0818 Malang-Batu.
“Kalau kambing kembung, jangan panik. Gunakan minyak goreng yang dicampur sedikit soda, dicekokkan saja,” ujar drh. Fitri Wulandari, medik veteriner yang memandu penyuluhan Selasa (14/10/2025) pagi.
Peternak menatap serius. Ada yang mengangguk pelan, ada pula yang mencatat di buku kecil usang yang dibawanya dari rumah.
Penyakit kembung—bagi warga Lebakharjo—bukan perkara sepele. Seekor kambing yang mati bisa berarti hilangnya modal besar. Karena itu, pengetahuan sederhana seperti ini menjadi hal berharga.
“Dulu kami sering salah menangani. Sekarang jadi tahu cara mengatasinya,” kata Ngatiman, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat.
Dari Penyuluhan ke Aksi di Lapangan
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 126 Malang tidak berhenti pada pembangunan fisik jalan dan jembatan. Di Lebakharjo, program ini menembus kandang-kandang sederhana milik warga.
Melalui kolaborasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, puluhan peternak mendapatkan pelatihan cara membuat pakan ternak murah dan bergizi tinggi.
Senin (13/10/2025), suasana halaman kelompok tani Rukun Tani 2 di Dusun Krajan 2 berubah menjadi semacam laboratorium terbuka. Rumput gajah, dedak, molases, dan tong plastik berjejer rapi. Para peternak mengenakan sepatu bot yang baru dibagikan. Di antara mereka, tampak beberapa anggota Satgas TMMD ikut membantu mengaduk bahan fermentasi.
“Selama ini kami memberi pakan seadanya, sekarang kami tahu cara membuat pakan bergizi yang awet dan hemat biaya,” ujar Ngatiman sembari memegang sekop besar, mengaduk campuran dedak dan molases.
Pelatihan ini dipandu oleh Sugeng Widodo, S.Pt., M.P., Pengawas Mutu Pakan (Wastukan) Dinas Peternakan. Ia menjelaskan tahapan pembuatan pakan fermentasi yang sederhana tapi efektif.
“Setelah dicampur dan diaduk, bahan dimasukkan ke gentong lalu disimpan tiga minggu. Setelah itu, siap diberikan ke ternak,” katanya.
Kemandirian dari Kandang Sendiri
Bagi peternak di Lebakharjo, kegiatan seperti ini jarang terjadi. Mereka lebih akrab dengan rutinitas menggembala di lereng, mencari rumput di hutan, lalu pulang dengan tubuh penuh debu. Maka, ketika TMMD hadir membawa program nonfisik seperti pelatihan dan penyuluhan, antusiasme warga meluap.
“Pesan dari Kepala Desa, peternak harus tetap semangat dan kompak. Ilmu ini jangan berhenti di sini,” ujar Buadi, Kepala Urusan Umum Desa Lebakharjo yang hadir mewakili kepala desa.
Bukan hanya teori, TMMD juga memberikan dukungan nyata: pengobatan gratis bagi 50 ekor kambing dan domba, serta penyerahan satu unit mesin pengolahan pupuk organik. Alat ini diharapkan bisa membantu sistem peternakan terpadu—mengubah kotoran ternak menjadi pupuk untuk ladang warga.
“Kami ingin peternak mandiri, bisa mengolah pakan sendiri dan meningkatkan hasil ternak dari hulu ke hilir,” jelas Sayyidah Zakiyah, S.Pt., M.P., Kepala Bidang Perbibitan, Produksi, dan Pakan Dinas Peternakan.
Gotong Royong Membangun dari Akar Rumput
Bagi Satgas TMMD, program di Lebakharjo ini lebih dari sekadar tugas lapangan. Ada nilai gotong royong yang tumbuh di antara prajurit dan warga. Mereka bekerja bersama, saling bantu tanpa sekat.
“Saya senang bisa belajar dari bapak-bapak TNI dan Dinas Peternakan. Kami jadi lebih percaya diri mengembangkan ternak sendiri,” kata Suroto, peternak kambing muda yang baru dua tahun memulai usahanya.
Sore menjelang, bau fermentasi mulai menyeruak dari tong-tong pakan yang baru tertutup rapat. Di pojok lapangan, seorang anggota TNI tampak menepuk bahu peternak sambil tertawa kecil. “Nanti kalau panen kambing, undang kami lagi, ya,” candanya.
Lebakharjo mungkin bukan desa besar. Tapi dari sinilah terlihat bagaimana TMMD 126 Malang bekerja secara menyeluruh—membangun bukan hanya jalan dan jembatan, tapi juga pengetahuan, kemandirian, dan harapan warga desa. (*)
Pewarta | : Imadudin Muhammad |
Editor | : Imadudin Muhammad |