TIMES MALANG, MALANG – Susu segar asli Indonesia mulai diperkenalkan ke sejumlah negara dari Asia, Oceania dan Afrika (AOA). Perkenalan ini diinisiasi oleh perusahaan Nestle Indonesia melalui pelatihan yang diselenggarakan di Kota Malang, Senin (5/5/2025).
Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestle Indonesia, Sufitri Rahayu mengatakan, dipilihnya Indonesia oleh AOA sebagai tempat pembelajaran, lantaran dinilai telah memiliki proses pengolahan susu segar hingga menjadi produk berkualitas dan sesuai dengan standar perusahaan.
"Karena ada catatan bagus dari Nestle Indonesia dalam hal melakukan pengolahan susu segar yang berkelanjutan. Peserta juga berasal dari negara well known di industri susu, seperti Pakistan, Thailand, tetapi juga ada perwakilan dari Swis," ujar Sufitri, Senin (5/5/2025).
Sufitri mengungkapkan, peserta juga berkesempatan mendatangi sejumlah titik peternakan sapi perah yang menjadi mitra perusahaan tersebut, sehingga bisa secara langsung mengetahui rentetan proses pengolahan susu hingga pada akhirnya masuk ke dalam pabrik
"Peserta juga akan melihat pabrik terbesar yang ada di Kejayan, Pasuruan. Sehingga mereka tahu setelah susu segar dikumpulkan terus diolah menjadi produk untuk konsumen," ungkapnya.
Menurut, dipilihnya Indonesia sebagai lokasi pembelajaran mengenai pengolahan susu sapi segar, dikarenakan adanya dukungan dari para pemangku kepentingan, salah satunya Pemerintah RI.
"Seluruh pihak, seperti pemerintah daerah, kementerian, dan perindustrian memberikan dukungan terhadap ekosistem yang sudah ada," katanya.
Sementara, Sustainable Agriservice Advisor PT Nestle Indonesia Syahrudi menyatakan komitmen dari seluruh pelaku industri menjadi poin penting dalam memajukan peternakan sapi perah dalam negeri, termasuk soal serapan bahan olahan untuk sebuah produk.
"Semua pelaku industri jika melakukan hal yang sama, maka akan memunculkan hal baik kepada masyarakat," ucapnya.
Ia menambahkan bahwa di Jawa Timur saat ini sudah ada 14 ribu peternak yang telah bermitra dengan perusahaan tersebut.
"(Serapan) tonase lebih kurang dalam satu tahun 130 ribu ton susu. Tentunya ini juga bergantung pada pasar," ucapnya.(*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |