TIMES MALANG, MALANG – STIE Malangkucecwara Malang (ABM Malang) melepas 54 mahasiswa untuk mengikuti program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Para mahasiswa ini akan menjalani magang di 19 perusahaan ternama yang telah dipilih secara selektif, termasuk perusahaan BUMN, perbankan, serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Acara pelepasan berlangsung pada Jumat (14/2/2025).

Ketua STIE Malangkucecwara, Drs. Bunyamin, MM, PhD, menegaskan bahwa program magang ini merupakan bagian dari strategi kampus dalam menyiapkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam keterampilan teknis (hard skill), tetapi juga memiliki kemampuan interpersonal dan karakter (soft skill) yang kuat.

"Pada prinsipnya, mahasiswa selain kita lengkapi dengan hard skill, juga kita lengkapi dengan soft skill. Ini adalah momen yang ditunggu, di mana mereka bisa mendapatkan pengalaman intensif di perusahaan-perusahaan yang relevan dengan skill set mereka," ujarnya.

Menurut Pria yang akrab disapa Pak Beny itu, magang ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di kelas ke dalam dunia kerja yang nyata. Dengan pengalaman ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh wawasan tentang dinamika industri tetapi juga membangun jaringan profesional yang berharga untuk masa depan mereka.

Selain itu, dia menekankan bahwa perusahaan tempat magang telah dipilih dengan selektif dan berkualitas. Tidak sembarang perusahaan dijadikan mitra, karena STIE Malangkucecwara ingin memastikan bahwa mahasiswa mendapatkan pengalaman terbaik yang sesuai dengan bidang studi mereka.

"Perusahaan-perusahaan yang dipilih bukan sembarangan, ada BUMN, ada OJK, dan perusahaan ternama lainnya yang relevan dengan keahlian mereka. Kami sangat yakin mahasiswa akan mampu menunjukkan performa terbaik, terutama dalam aspek keterampilan teknis, tentu dengan sedikit adaptasi," jelasnya.

Di samping keterampilan teknis, Bunyamin juga menegaskan bahwa soft skill menjadi faktor kunci dalam kesuksesan karier seseorang. Ia mengingatkan mahasiswa bahwa keberhasilan di dunia kerja tidak hanya bergantung pada kemampuan akademik semata, tetapi juga bagaimana seseorang bisa berinteraksi dengan lingkungan kerja.

Sebagai contoh, ia membagikan kisah Henry Ford, pendiri Ford Motor Company, yang pernah melakukan wawancara kerja dengan dua lulusan Harvard University.

"Dua pemuda ini sama-sama brilian, lulusan dari universitas yang sama. Namun, hanya satu yang diterima, karena ia lebih apresiatif dan mampu berkomunikasi dengan baik, termasuk dengan pelayan di restoran tempat wawancara berlangsung. Sementara yang lain hanya fokus kepada Henry Ford dan mengabaikan interaksi dengan orang lain," kisahnya.

Dari kisah ini, ia menekankan bahwa sikap, komunikasi, dan empati terhadap orang lain juga menjadi faktor penting dalam dunia kerja.

Untuk membentuk mahasiswa yang siap menghadapi dunia kerja, STIE Malangkucecwara menerapkan konsep ATTITUDE (Appreciative, Thought, Teamwork, Integrity, Time Management, Usefulness, Educative, Endless Learning).

"Nilai-nilai ATTITUDE ini harus diimplementasikan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya agar mereka diterima bekerja, tetapi juga agar bisa menjadi profesional yang berkualitas dan memiliki nilai lebih di dunia kerja," tambahnya.

Pak Ben juga mengingatkan bahwa magang bukan hanya sekadar menambah pengalaman untuk memperindah CV, tetapi juga ajang pembelajaran nyata untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja yang kompetitif. 

"Magang ini bukan sekadar untuk memperbaiki CV ketika nanti melamar kerja, tetapi betul-betul melatih diri untuk menggunakan hard skill dan soft skill yang selalu kita enforce kepada mereka," pungkasnya. (*)