TIMES MALANG, MALANG – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir memicu dua kali peristiwa tanah longsor yang melanda dua desa.

Peristiwa ini ditangani intensif oleh Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang.

Peristiwa longsor pertama terjadi pada 18 Mei 2025 dan langsung ditindaklanjuti keesokan harinya. Sementara longsor kedua kembali terjadi pada Kamis malam, 22 Mei 2025, sekitar pukul 19.00 WIB.

“Setiap kejadian kami tindaklanjuti dengan cepat. Pada penanganan pertama, kami langsung mengerahkan 1 unit mini excavator, 1 dump truk, dan 1 self loader, serta sejumlah personel untuk membersihkan material longsor yang menutup akses jalan,” kata Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang, Khairul Isnaidi, Sabtu (24/5/2025).

Kepala UPT Bina Marga Turen melaporkan bahwa timnya selalu sigap dan turut langsung dalam penanganan bencana di lapangan. Pada titik longsor, bahu jalan diketahui ikut tergerus dan untuk sementara ditutup dengan terpal serta diberi pembatas pengaman.

Longsor kedua memberikan dampak lebih luas, termasuk merusak delapan rumah warga di Desa Purwodadi. Selain itu, bagian sayap fasilitas umum (fasum) jembatan di RT 07 ambles akibat tergerus aliran banjir. Tanggul sungai di RT 02, 06, dan 07 RW 01 juga jebol, dan kini mengancam sekitar 180 kepala keluarga di wilayah tersebut.

“Untuk kejadian pada 22 Mei, kami kembali turunkan alat berat yang sama dan sejumlah personel. Setelah dibersihkan, akses jalan sudah bisa dilewati, meskipun hanya separuh badan jalan yang aman dilalui,” ujar Khairul.

Untuk mencegah longsor susulan, titik terdampak ditutup menggunakan terpal. Perbaikan permanen baru akan dilakukan setelah cuaca dinyatakan aman.

Terkait kerusakan pada jembatan, tim teknis dari Dinas PU Bina Marga bersama konsultan dijadwalkan akan melakukan asesmen kondisi konstruksi pada Senin (26/5/2025).

“Prioritas utama kami saat ini adalah memastikan keselamatan warga, kelancaran akses evakuasi, serta pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak,” tegas Khairul. “Kami selalu mengerahkan personel respons cepat, terutama dari bidang pemeliharaan, dalam setiap penanganan bencana.” (*)