https://malang.times.co.id/
Opini

Madura Diujung Rendahnya Moral

Sabtu, 24 Mei 2025 - 23:29
Madura Diujung Rendahnya Moral Baihaqie, Kader HMI dan Mahasiswa Hukum Universitas PGRI Kanjuruhan Malang.

TIMES MALANG, MALANG – Dulu semasa kanak-kanak, ketika ditanya asal saya dari mana, maka dengan suara lantang dan rasa bangga saya katakan saya dari madura. Memasuki bangku sekolah dasar pun demikian, dalam pikiran saya menjadi anak madura merupakan sebuah kebanggaan yang patut disyukuri.

Kebanggan yang ada dalam diri saya waktu itu bukanlah kebanggaan dari aspek pendidikan, keislaman, atau tokoh-tokoh intelektualnya, melainkan dari aspek keseruan masa kecil saya ketika pulang dan ber Lebaran, keseruan mencari kerang di laut, berenang di laut yang indah dengan gradasi warnanya. 

Saya bangga karena itu, walaupun pada dasarnya saya besar dan berdomisili di bali. Namun tak menghilangkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah kelahiran. 

Kemudian memasuki bangku SMP dan SMA kebanggaan saya mulai memasuki fase yang berbeda, sudah tidak lagi bangga dengan alamnya namun, mulai bangga dengan tokoh-tokoh nya.

Seperti Mahfud Md dengan Bidang hukum nya, syaikhona Kholil dengan keislaman dan pesantren nya yang mampu menelurkan ulama-ulama terkemuka. Bagi saya Bangga betul sekali menjadi orang madura. 

Namun, ketika meneropong madura hari ini, agaknya kebanggaan saya atas tanah kelahiran sudah mulai menghilang, rasa bangga sudah berubah menjadi rasa malu, malu dengan segala dinamika yang terjadi di madura hari ini, seperti rusaknya pergaulan anak mudanya, akhlak penghormatan kepada orang tua, guru, atau yang lebih tua tak lagi menjadi tuntunan. 

Kemudian carok atau membunuh seseorang sudah bukan barang asing di telinga, nyawa seakan-akan mainan, yang bisa di tentukan oleh manusia bukan Tuhan, belum lagi kasus skandal korupsi dana BSPS di Sumenep dengan nominal ratusan miliar. Hilang rasa bangga menjadi rasa malu dan sedih. 

Melihat itu semua, Maka saya katakan madura Darurat Moral. Madura mulai kehilangan integritasnya, jika dahulu madura di kenal dengan keislaman yang bagus, akhlak yang bagus.

Maka hari ini nama madura itu telah tercoreng oleh prilaku-prilaku oknum masyarakat madura itu sendiri, akhlak yang dulu di junjung tinggi, hari ini tidak demikian, akhlak di nomor kesekian kan.

Terbukti dengan rusaknya moral anak mudanya, pergaulan bebas, mengonsumsi minuman haram tak lagi menjadi suatu aib melainkan menjadi sebuah kebanggaan yang bahkan dipertontonkan. Miris sekali melihat madura hari ini. 

Perlu adanya kesadaran dan penyadaran dari orang tua serta pemangku kebijakan, tentunya kesadaran juga di perlukan hadir dalam diri setiap anak madura agar madura kembali segar namanya, moral anak mudanya kembali tertata rapi sehingga korupsi dan tindakan kriminalitas lainnya tak pernah terjadi bahkan terpikirkan. 

Madura tidak butuh program kirim anak nakal ke barak, madura sudah memiliki caranya sendiri yang sudah di lakukan sejak lama, bukan hanya menggembleng anak nakal namun juga mempersiapkan masa depannya.

Kemampuan berpikirnya, cara pandangnya dan moral integritasnya, yaitu pendidikan pondok pesantren. Pendidikan di langgar-langgar atau musholla-musholla yang kini telah sepi peminatnya.

Maka dari itu, mari kita sebagai putra-putri madura menjaga nama baik madura, atau untuk saat ini memulihkan nama baik madura dengan menjadi orang yang berpendidikan dan bermoral.

Kenapa harus bermoral? sebab yang melakukan korupsi itu tentu orang berpendidikan juga, namun ketidaadaan moral lah yang menyebabkan nafsu itu berkeliaran.

***

*) Oleh : Baihaqie, Kader HMI dan Mahasiswa Hukum Universitas PGRI Kanjuruhan Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.