TIMES MALANG, MALANG – DPP PDI Perjuangan telah mengumumkan bakal calon kepala daerah atau wakil kepala daerah (cakada) untuk Pilkada 2024. Ada sejumlah 56 nama yang diumumkan dalam lampiran surat undangan bacalon tersebut.
Dari 56 nama yang diumumkan ini, belum tertulis semua bakal cakada yang selama ini sudah digadang-gadang akan mendapatkan rekom DPP. Salah satunya, petahana Bupati Malang, HM Sanusi.
Untuk Pilkada di Jawa Timur, memang tidak hanya menyisakan bacalon kepala/wakil kepala daerah Kabupaten Malang. Hanya ada empat bacalon yang sudah dipastikan, yakni untuk pilkada Kota Surabaya, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Trenggalek.
Apakah ini berarti peluang rekomendasi untuk petahana Sanusi belum aman di PDIP?
Tidak ada penjelasan resmi yang bisa didapatkan, perihal belum munculnya rekom PDIP kepada calon kepala daerah maupun wakil daerah untuk Kabupaten Malang tersebut. Untuk diketahui, ada dua kader PDIP Kabupaten Malang telah mencalonkan diri sebagai cabup Malang. Yakni, petahana Sanusi dan Gunawan Wibisono.
Sumber TIMES Indonesia menyebutkan, saat petahana Sanusi dipanggil DPP PDIP mengikuti pembekalan calon kepala daerah di Bogor, 5-7 Juni 2024 lalu, juga ada nama calon dari Kota Surabaya dan Kabupaten Ngawi. Keduanya telah diumumkan PDIP sebagai calon kepala/wakil kepala daerah kemarin, pada Rabu (14/8/2024).
"Iya, bakal calon yang kemarin juga dipanggil pembekalan oleh DPP di Bogor, termasuk dari Kota Surabaya dan Kabupaten Ngawi. Soal nama petahana belum diumumkan, justru ini menjadikan (rekom) PDIP dinantikan banyak orang," terang sumber yang juga tim 9 pemenangan untuk calon petahana Sanusi ini, Kamis (15/8/2024).
Sanusi sendiri dalam berbagai kesempatan acara terkahir terkesan enggan berkomentar, dan mengalihkan diri dari pertanyaan awak media.
Kilas Manuver Politik PDI Perjuangan
Manuver dan keputusan akhir PDIP dalam mengusung calon saat momen kontestasi pemilihan memang kerap ditebak oleh publik. PDIP bahkan kerap membuat keputusan berani, dengan tetap mengusung paslon sendiri, meski bukan kader asli.
Namun begitu, pola komposisi siapa paslon yang diusung PDI Perjuangan, bisa ditebak setidaknya dari beberapa kali momen pesta demokrasi. Opsinya, sepenuhnya paslon kader sendiri atau cukup satu calon kader internal.
Kebetulan atau tidak, pada konteks pilpres, PDIP mengusung paslon kader sendiri dengan pendamping yang tidak harus kader parpol atau politisi. Sejak pilpres yang diikuti Ketua Umum PDI Perjuangan sendiri, Megawati Soekarnoputri, berpasangan dengan almarhum KH Hazim Muzadi, ulama NU.
Dilanjutkan, pada Pilpres 2014, kader PDIP Joko Widodo berpasangan dengan JK, berlanjut pilpres 2019 Jokowi tetap maju juga berpasangan dengan ulama NU, KH Ma'ruf Amin, sebagai cawapresnya.
Terakhir, pada pemilu 2024 lalu, PDIP bersama koalisinya, mengusung pasangan capres-cawapres, Ganjar Pranowo (PDIP) dan Mahfud MD, juga dari kalangan NU.
Di Kabupaten Malang, pada pilbup 2015, PDIP menjadi parpol ksatria, mengusung kadernya Dewanti Rumpoko, berpasangan dengan tokoh Muslimat NU, Masrifah. Padahal, saat itu ada nama mantan Bupati Malang sebelumnya, yang juga kader PDIP, Sujud Pribadi.
Berikutnya, pada pilbup Malang 2020 lalu, PDIP mengusung paslon Sanusi-Didik Gatot. Didik yang kader yang besar di PDIP dan menjadi Ketua DPC PDIP Kabupaten Malang, menerima tugas partai menjadi wakil bupati untuk Sanusi, yang notabene kader loncat pagar dari parpol yang membesarkannya, PKB. Keputusan menduetkan Sanusi-Didik diambil PDIP, yang juga sama-sama kader banteng.
Berkaca pada kilas sejarah keputusan PDI Perjuangan di atas, bisa disimpulkan bahwa partai banteng hampir dipastikan mengusung paslon sendiri atau berkoalisi. Namun, PDIP juga tidak segan menggandeng tokoh NU, setidaknya dalam dua kali pilkada Kabupaten Malang lalu.
Publik juga bisa menebak, kemungkinan PDIP mengusung paslon sendiri pasa pilbup Malang 2024 ini, ada atau tidak nama petahana Sanusi. Kader internal PDIP masing memungkinkan dijadikan paslon, Gunawan-Didik Gatot Subroto atau mungkin Gunawan-Darmadi.
Di luar itu, ada figur dengan massa kuat kalangan Nahdliyin juga masih santer punya kans diambil PDIP, yakni dr. Umar Usman. Ini seperti ketika pilbup Malang 2015 lalu, PDIP menggandengkan Dewanti dengan Masrifah (Ketua Muslimat NU). (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |