TIMES MALANG, MALANG – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., memberikan tanggapan terkait peluncuran Danantara, badan pengelola investasi milik negara yang baru dibentuk oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Dalam kunjungannya ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Rabu (26/2/2025), Haedar menilai bahwa kehadiran Danantara merupakan sebuah political will yang baik, namun tetap harus diawasi agar benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat.
Haedar menegaskan bahwa konsep yang diusung Danantara sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, menurutnya, keberhasilan program ini sangat bergantung pada bagaimana pemanfaatan dana yang dikelola.
“Danantara sebuah political will yang bagus dan harus kita dukung. Tinggal bagaimana nanti pemanfaatannya harus betul-betul seperti juga gagasan dan political will Pak Prabowo untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujar Haedar.
Selain itu, Haedar juga menekankan pentingnya pengawasan agar dana publik yang dikelola oleh Danantara benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat banyak.
Menurutnya, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan investasi negara menjadi faktor utama yang menentukan kesuksesan Danantara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Pengawasan yang terbaik sehingga dana publik selalu untuk kepentingan rakyat hidup orang banyak,” lanjutnya.
Lebih jauh, Haedar berharap bahwa Danantara dapat terkoneksi dengan strategi pembangunan ekonomi nasional yang telah dirancang oleh pemerintahan Prabowo.
Hal ini sesuai dengan pidato Presiden saat peluncuran Danantara, di mana ia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% melalui pengelolaan aset negara yang lebih efisien dan investasi di sektor strategis.
“Tentu harus terkoneksi dengan pembangunan ekonomi Indonesia sebagaimana pidato Pak Presiden ketika meluncurkan Danantara,” tutupnya.
Seperti diketahui, Danantara (Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara) merupakan sovereign wealth fund kedua di Indonesia setelah Indonesia Investment Authority (INA).
Dengan modal awal sebesar Rp1.000 triliun, Danantara mengelola aset BUMN strategis di berbagai sektor, seperti energi, perbankan, telekomunikasi, dan infrastruktur.
Model ini dirancang menyerupai Temasek Holdings (Singapura) dan Khazanah Nasional (Malaysia), dengan tujuan utama meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan membawa Indonesia menuju status negara maju. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |