TIMES MALANG, JAKARTA – Pasar tradisional kini tak lagi hanya menjadi simbol nostalgia. Lewat sentuhan teknologi terbaru berbasis kecerdasan buatan (AI), pasar-pasar rakyat Indonesia mulai bangkit dan bertransformasi. PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPStore), bersama Kementerian Koperasi dan UKM serta Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), meluncurkan inovasi bersejarah: AI Agent untuk Pasar, yang disebut sebagai revolusi digital pertama di Asia Tenggara untuk perdagangan tradisional.
Alih-alih sekadar inovasi belanja, teknologi ini memperkenalkan cara baru untuk menghidupkan kembali denyut ekonomi pasar rakyat, yang selama ini kalah pamor dari ritel modern dan e-commerce.
“Kita tidak sedang mengganti pasar tradisional, tapi sedang menghidupkannya kembali lewat pendekatan yang sesuai zaman. AI masuk pasar bukan untuk menggusur, tapi menguatkan,” ujar Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurahman.
Dengan fitur chat AI, masyarakat bisa belanja kebutuhan harian langsung dari pedagang pasar cukup lewat ponsel. AI akan mengarahkan ke pedagang terdekat yang memiliki stok barang, menyambungkannya, dan memproses pembayaran digital. Setelah itu, kurir lokal atau ojol akan mengantar pesanan langsung ke rumah pelanggan.
Teknologi ini juga menghapus batasan antara pedagang dan pembeli yang selama ini terpisah oleh jarak dan waktu.
"Dulu orang malas ke pasar karena ribet. Sekarang, beli dari pasar tinggal klik dan chat. Bahkan pedagang yang tidak paham teknologi pun tetap bisa berjualan karena AI yang bekerja,” ungkap Abdul Muidz Aad, Direktur Utama MPStore.
Bersatu untuk UMKM: Pemerintah, Teknologi, dan Pedagang
Kolaborasi lintas sektor ini dianggap sebagai lompatan besar dalam ekosistem UMKM Indonesia. MPStore, yang dikenal dengan teknologi QRIS dan POS untuk UMKM, kini memperluas misinya dengan membawa AI ke jantung ekonomi rakyat.
“Inilah pertama kalinya di Asia Tenggara, teknologi AI dibenamkan langsung di sistem pasar rakyat. Ini bukan sekadar proyek teknologi—ini gerakan sosial dan ekonomi,” tambah Abdul.
Lewat AI Agent, MPStore menyatukan pengalaman digital modern dengan nilai sosial khas pasar tradisional: interaksi hangat, kepercayaan, dan ekonomi gotong royong. Bahkan, sistem ini tetap mengedepankan komunikasi via WhatsApp bagi para pedagang yang belum akrab dengan aplikasi digital.
Bukan Hanya Teknologi, Ini Soal Keadilan Akses Ekonomi
Inisiatif ini juga menjadi jawaban atas tantangan inklusi digital. MPStore memastikan bahwa teknologi tidak hanya milik mereka yang di kota besar atau melek digital, melainkan juga menyasar pedagang-pedagang kecil yang sebelumnya terpinggirkan.
“Masyarakat bukan berhenti mencintai pasar. Mereka hanya perlu cara baru untuk mengaksesnya. Dan kami hadir sebagai jembatan itu,” kata Maman. (*)
Pewarta | : Imadudin Muhammad |
Editor | : Imadudin Muhammad |