TIMES MALANG, JAKARTA – Upaya pemerintah untuk memperkuat kemandirian energi nasional mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyatakan siap membantu pemerintah Presiden Prabowo Subianto dalam mempercepat transisi menuju energi bersih melalui regulasi dan kebijakan yang berpihak pada pengelolaan sumber daya berkelanjutan.
Sebagai bagian dari langkah tersebut, Eddy menemui Prof. Purnomo Yusgiantoro, Penasehat Khusus Presiden bidang Energi yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan serta Menteri Pertambangan dan Energi. Pertemuan berlangsung di kantor Penasehat Khusus Presiden di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Dalam pertemuan itu, Eddy menyampaikan sejumlah langkah konkret yang telah ia dorong di parlemen. Salah satunya adalah program “MPR Goes to Campus” yang bertujuan memperluas pemahaman publik, terutama generasi muda, mengenai transisi energi dan dampaknya terhadap krisis iklim.
“Program ini sudah kami jalankan di 36 universitas di berbagai daerah. Respons dari mahasiswa, terutama generasi Z, sangat positif karena mereka memiliki kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan,” kata Eddy.
Selain edukasi publik, Eddy juga menegaskan komitmennya memperjuangkan regulasi yang berpihak pada agenda dekarbonisasi nasional. Dua di antaranya adalah Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengelolaan Perubahan Iklim dan RUU Energi Baru dan Terbarukan (EBET), yang menjadi bagian dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2026.
“Langkah ini sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo untuk menurunkan emisi karbon dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060 atau bahkan lebih cepat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Eddy juga meminta masukan dari Prof. Purnomo mengenai strategi optimalisasi potensi karbon Indonesia. Ia menilai, potensi ekonomi karbon dapat menjadi pilar baru dalam pembangunan nasional, apalagi setelah diterbitkannya Peraturan Presiden No. 110 Tahun 2025 yang mengatur pengelolaan emisi dan pengembangan bisnis rendah karbon.
“Kami berharap arahan dari Prof. Purnomo untuk memperkuat langkah menuju ekonomi karbon, baik melalui penurunan dan penyerapan emisi, maupun pengembangan teknologi seperti Carbon Capture and Storage (CCS),” tutupnya.
Dalam pertemuan itu, Prof. Purnomo turut didampingi oleh Dr. Suyono Thamrin dan Dr. Ir. Retno Gumilang Dewi, selaku Asisten Khusus Penasehat Presiden Urusan Energi. (*)
| Pewarta | : Rochmat Shobirin |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |