TIMES MALANG, MALANG – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pertanian. Upaya ini terwujud dalam program magang ke luar negeri yang bertujuan mencetak petani muda berkualitas dan berkompeten. Salah satu destinasi magang yang menjadi fokus adalah Taiwan.
Program ini diselenggarakan melalui Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), yang memberikan kesempatan kepada alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan petani muda di seluruh Indonesia untuk mendaftar sebagai peserta magang di Taiwan.
Kegiatan magang ke luar negeri bertujuan untuk memperdalam dan memperkuat keterampilan serta kompetensi petani muda melalui pengalaman bekerja dan belajar di keluarga petani Taiwan atau perusahaan pertanian di sana.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi berharap program magang ini akan membuka peluang kolaborasi yang erat antara petani muda Indonesia dan Taiwan.
"Seluruh petani muda Indonesia yang mengikuti magang ke Taiwan akan memiliki peluang menjalin jejaring kerjasama dengan petani Taiwan. Diharapkan peserta dapat memperoleh manfaat dari ilmu dan praktik dalam mempromosikan sektor pertanian serta dapat menerapkan pembelajaran yang didapat di Indonesia," ungkap Dedi.
Persiapan untuk magang Taiwan dimulai dengan pelatihan bahasa Mandarin Taiwan dan pemahaman budaya Taiwan untuk peserta. Sebanyak 34 calon peserta yang telah lulus tahap psikotes di wilayah YESS PPIU Provinsi Jawa Timur langsung mengikuti pelatihan bahasa Mandarin Taiwan serta pelatihan fisik, mental, dan disiplin (FMD).
Pelatihan bahasa Mandarin Taiwan dan FMD ini dilaksanakan selama tiga minggu di Kampus 2 Polbangtan Malang. Direktur Polbangtan Malang, yang diwakili oleh Wakil Direktur I, Novita Dewi Kristanti, meresmikan kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya persiapan petani muda dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yang melibatkan digitalisasi dan otomatisasi.
"Mudah-mudahan dalam 17 hari ini, peserta bisa menguasai bahasa Mandarin dan belajar ilmu-ilmu yang dapat diadopsi di Indonesia," harap Novita.
Pelatihan dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan dengan metode offline, yang mencakup percakapan sehari-hari dan tugas yang diberikan oleh pengajar dari Ikatan Alumni Magang Taiwan (IKAMATA) dan Ikatan Alumni Magang Jepang (IKAMAJA).
Setelah menyelesaikan pelatihan bahasa Mandarin Taiwan dan FMD, peserta akan segera diberangkatkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Magang ke luar negeri di Taiwan diharapkan menjadi peluang berharga bagi petani muda Indonesia untuk memperluas wawasan dan keterampilan mereka dalam mendukung perkembangan sektor pertanian di tanah air. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |