TIMES MALANG – Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Seni dan Desain, Universitas Negeri Malang menggelar ALPA 10 (Abnormal Project Annual) pada 16-18 Mei 2025 di gedung bekas pabrik keramik Dinoyo, Malang.
Mengusung tema “HALUSIN(N)ASI”, acara tahunan ini menghadirkan rangkaian kegiatan kreatif yang memadukan seni rupa, pertunjukan, hingga workshop, sekaligus menyulap gedung terbengkalai menjadi ruang ekspresi seni.
Pameran digelar selama tiga hari mulai dari pukul 13.00 - 22.00 WIB. Hari pertama dibuka dengan sharing session bersama alumni Seni dan Desain UM, kemudian dilanjutkan dengan penampilan tari Gambyong, dance modern, hip hop, hingga live mural graffiti.
Suasana semakin hidup dengan interaksi antara pengunjung yang antusias mengikuti acara sembari menikmati karya seni yang dipajang.
Pada hari kedua, pengunjung diajak berpartisipasi dalam workshop kerajinan keramik, menyaksikan PerformArt, pembacaan puisi, serta penampilan band yang menambah semarak suasana.
Workshop kerajinan keramik bersama Ketua Pokdarwis Kampung Keramik Dinoyo. (Foto: Zakiyya Salmaa Azzahra/TIMES Indonesia)
Hari ketiga menjadi penutup yang tak kalah menarik dengan workshop cukil grafis dan penampilan band yang kembali memeriahkan panggung.
Salah satu daya tarik utama ALPA 10 adalah pameran karya seni 2D, 3D, hingga instalasi, yang telah melewati hasil seleksi dari open submission.
Karya-karya yang dipajang berasal dari masyarakat umum, mahasiswa Seni dan Desain UM, serta seniman-seniman Malang, yang berhasil menampilkan ragam kreativitas dan eksplorasi konsep “HALUSIN(N)ASI”.
Pemilihan gedung bekas pabrik keramik Dinoyo sebagai lokasi acara bukan tanpa alasan.
Aditya Arief Rahman selaku Ketua HMD Seni dan Desain mengungkap bahwa panitia ingin menghidupkan kembali ruang yang lama terbengkalai, sesuai dengan konsep “abnormal” yang lahir dari nama acara, yakni menghadirkan pameran seni di tempat yang tidak biasa.
"ALPA sendiri itu abnormal project annual di tahun ini sengaja membuat pameran di tempat-tempat yang sudah tidak digunakan, jadi memanfaatkan space di tempat terbengkalai," ujar Adit yang akrab dipanggil Boca itu.
Salah satu karya seni instalansi dalam pameran seni yang digelar Himpunan Mahasiswa Departemen Seni dan Desain, Universitas Negeri Malang di area bekas pabrik keramik Dinoyo. (foto: Zakiyya Salmaa Azzahra/TIMES Indonesia)
Begitu melangkahkan kaki ke dalam area bekas pabrik keramik Dinoyo, pengunjung disuguhkan beragam karya seni disetiap sudutnya.
Setiap sudut ruangan dimaksimalkan untuk memamerkan karya seni, menciptakan atmosfer yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Lebih dari itu, mesin-mesin tua peninggalan pabrik kini berdampingan harmonis dengan karya seni yang dihadirkan di ALPA 10. Upaya ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi nyata dalam menghidupkan ruang publik dan memperluas akses masyarakat terhadap seni. (*)
Pewarta | : Zakiyya Salmaa Azzahra (Magang MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |