TIMES MALANG, MALANG – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh Universitas Brawijaya (UB). Kampus ini dinobatkan sebagai kampus peringkat ketiga paling berprestasi secara nasional versi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) RI.
Peringkat ini diraih UB berdasarkan akumulasi prestasi mahasiswa dalam berbagai kompetisi nasional di bidang olahraga, riset-inovasi, serta seni dan budaya.
Prestasi ini terdata dalam Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT) yang dikembangkan Puspresnas. UB berhasil mencatatkan raihan sekitar 600 poin, menjadikannya salah satu dari tiga kampus dengan kontribusi talenta terbaik secara nasional.
Direktur Direktorat Kemahasiswaan UB, Dr. Sujarwo, S.P., M.P., menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari proses panjang, kolaboratif, dan berkesinambungan di lingkungan UB.
“UB meraih sekitar 600-an poin, yang berasal dari kontribusi mahasiswa di berbagai perlombaan nasional. Ini merupakan bentuk kerja sama yang erat antara WR III, Direktorat Kemahasiswaan, para Wakil Dekan III di fakultas, hingga lembaga kemahasiswaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sujarwo menjelaskan bahwa Puspresnas melakukan proses kurasi terhadap penyelenggara lomba untuk menjamin kualitas kompetisi yang masuk dalam sistem penilaian.
“Lewat kurasi itulah, basis data prestasi nasional dibangun. Dan UB, berdasarkan data itu, berhasil menempati posisi ketiga secara nasional,” imbuhnya.
Keberhasilan ini tidak lepas dari sistem pembinaan talenta yang telah dibangun UB selama beberapa tahun terakhir. Menurut Sujarwo, pembinaan dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari penyebaran informasi lomba, pendampingan teknis, hingga pembinaan karakter mahasiswa.
“Mahasiswa yang aktif berkompetisi akan membentuk resiliensi dan ketahanan mental. Ini bukan hanya soal medali, tapi juga tentang karakter dan kesiapan menghadapi tantangan masa depan,” tegasnya.
Salah satu inovasi UB dalam mendukung prestasi mahasiswa adalah pengembangan Sistem Satuan Kegiatan Mahasiswa (SKM). Sistem ini mulai diujicobakan di beberapa fakultas, seperti FILKOM, FIB, dan FIKES, untuk mendokumentasikan dan menilai pengembangan soft skill secara valid dan sistematis.
“Melalui SKM, mahasiswa dapat menunjukkan hasil aktivitas non-akademik secara valid. Meski masih ada tantangan integrasi database di level universitas, sistem ini menjadi strategi penting dalam pembinaan talenta mahasiswa UB,” terang Sujarwo.
Mengakhiri pernyataannya, Sujarwo memberikan dorongan kepada mahasiswa UB agar terus aktif dalam kegiatan pengembangan diri, tidak hanya di bidang akademik, tapi juga kepemimpinan dan kolaborasi.
“Dunia kerja saat ini membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan akademik. Mahasiswa UB harus mampu berkolaborasi, memimpin, dan memiliki daya juang yang tinggi. Semua itu bisa dilatih lewat keterlibatan aktif dalam lomba dan kegiatan positif lainnya. Teruslah berprestasi dan mengembangkan diri,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |