TIMES MALANG, MALANG – Riyanto, petugas keamanan di Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang memberikan kesaksian terkait keberadaan Bima Permana Putra (BPP), pendemo yang sebelumnya dilaporkan hilang dan belakangan ini kembali ditangkap polisi.
Menurut Riyanto, Bima mulai berada di sekitar Klenteng sejak awal September 2025 lalu.
“Tanggal 2 atau 3 dia sudah di sini. Cuma duduk saja, tidak banyak bicara,” ujar Riyanto, Kamis (18/9/2025).
Bima sempat bercerita kepada Riyanto bahwa ia sedang menunggu dagangan dari temannya di Semarang. Rencananya, barang itu akan dijual di Malang. Pada 9 September, ia mulai berjualan barongsai kecil dan kepala barongsai di sekitar klenteng.
“Biasanya dia jualan mulai jam 10 pagi sampai jam 7 malam. Setelah itu pulang, barang dagangannya dibawa dalam plastik besar,” ungkapnya.
Soal penangkapan, Riyanto mengaku tidak menyaksikan langsung karena sedang libur pada Rabu (17/9/2025). Namun, ia mendengar kabar dari rekan-rekan di klenteng bahwa Bima diamankan polisi pada Rabu (17/9/2025) kemarin siang.
“Sebelumnya tidak ada yang mencari atau menanyakan dia. Baru ada polisi dari Polda Metro Jaya datang ke sini Selasa malam (16/9/2025),” katanya.
Riyanto menuturkan, selama berada di klenteng Bima tidak banyak berinteraksi. Bahkan, ia sempat memberi keterangan berbeda soal asal-usulnya.
“Pernah bilang dari Tegal, besoknya bilang dari Cilacap. Tidak pernah menyebut dari Jakarta. Bahasanya juga tidak seperti orang sana (Jakarta),” tuturnya.
Ia menambahkan, polisi yang berjaga di sekitar klenteng sempat beberapa kali berbincang dengan Bima.
“Mereka tanya dia jualan apa, dijawab jual barongsai. Jadi biasa saja, gak tahu apa-apa,” imbuhnya.
Riyanto sendiri baru mengetahui identitas Putra setelah warga bernama Cery menanyakan nomor kontak Bima, karena saat itu Bima sedang mencari sebuah kos-kosan untuk tempat tinggalnya.
Saat bertukar nomor dengan Cery, Bima sempat melakukan panggilan tak terjawab (miss call) ke Cery, lalu menyebutkan namanya.
“Selama di sini, saya tidak tahu namanya. Tahunya dari Cery itu,” ucapnya.
Kini, pasca penangkapan, Riyanto mengaku sempat bertanya-tanya terkait kasus yang menjerat Bima.
“Saya gak tahu kenapa, ternyata dia orang yang sempat hilang saat demo di Jakarta,” ucapnya.
Sebagai informasi, pasca demo besar besaran yang berakhir ricuh di wilayah Jakarta beberapa waktu lalu, tim Komisi untuk Orang Hilang dan Tindakan Kekerasan (KontraS) mengeluarkan rilis resmi, ada tiga orang yang dinyatakan hilang sejak demo.
Pertama, yakni Bima Permana Putra yang dinyatakan hilang sejak 31 Agustus 2025 lalu. Kedua, Farhan Hamid yang dinyatakan hilang sejak 29 Agustus 2025 dan ketiga ada Reno Syahputerodewo yang dinyatakan hilang sejak 29 Agustus 2025.
Dari ketiganya, kini baru satu orang yang ditemuka yaitu Bima Putra yang telah dibawa oleh tim Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan.(*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |