TIMES MALANG, MALANG – Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) bersama dengan Malang Town Square (Matos) menggelar acara fashion show dalam rangakaian acara memperingati Hari Kartini. Salah satu acaranya yaitu fashion show dari De Victoria’s, Sabtu (15/4/2023).
De Victoria’s sendiri merupakan sebuah komunitas ibu-ibu yang ingin melestarikan kain Etnik Khas Nusantara. Kemudian, pada fashion show ini De Victoria’s menggandeng seorang desainer busana etniknya yaitu Chynthia Damiyanti.
“Untuk fashion show ini, saya membawa 6 busana etnik khas nusantara,” pungkasnya.
Chyntia menambahkan kalau kain tenun yang ia bawa itu berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Ada juga kain yang dibawanya seperti kain adat sabu, dan kain tenun sumba. Dua kain tersebut dibelinya langsung dari penenun yang ada di NTT. Proses membuatnya dari kain tenun menjadi sebuah baju, memakan waktu 1 minggu.
Kain adat sabu ini merupakan selendang tenun yang dibuat dengan benang dan direntangkan pada langa agar mudah diikat sesuai motif setelah dilumuri lilin. Tenunan Sabu ini biasanya digunakan pada saat acara adat seperti perkawinan dan kematian.
Kain tenun sumba merupakan sebuah kain hasil tenunan dari masyarakat Sumba, NTT. Tetapi untuk bisa mengerjakan kain ini bukan sembarangan, karena para perajin mendapatkan ide pembuatan motif melalui mimpi atau dengan mencari inspirasi yang tak sebentar. Maka dari itu, motif kain tenun Sumba disebut memiliki nilai spiritual yang sakral.
Salah satu anggota dari De Victoria’s, Indry Kurnia mengatakan tujuan dari fashion show ini untuk memperkenalkan budaya Indonesia selain batik dan juga menampilkan tenun khas NTT yang masih belum terkenal. Selain itu, juga untuk sebagai promosi dari kain tenun itu.
“Tujuan kami itu untuk memperkenalkan kain tenun itu kepada masyarakat luas dan menjadi tahu, bahwa Indonesia ini memiliki aset yang penting juga langka,” Ujarnya.
Indry menambahkan bahwa De Victoria jika bepergian keluar kota memakai kain tenun yang dijahit menjadi baju. Sehingga masyarakat yang melihatnya menjadi penasaran. Ada satu cerita unik yaitu ketika De Victoria’s ini mengunjungi kota Yogyakarta dengan menggunakan baju dari kain tenun itu, lalu ada satu turis dari Korea yang penasaran kemudian di wawancarai tentang baju kain tenun itu.
“Pas kami ke Yogyakarta itu, ada satu turis dari korea yang menghampiri kami ketika memakai baju kain tenun itu lalu sama turis itu kami diajak berfoto dan juga diwawancarai terkait baju kain tenun itu. Disini kami merasa bangga dengan baju kain tenun itu,” Tambahnya.
Waka Kontak Organisasi IWAPI Kota Malang, Rieke Fransiska mengatakan dengan adanya fashion show mengangkat kain tenun khas nusantara ini diharapkan banyak masyarakat yang mengenali adanya kain tenun ini dan menjadi bangga.
“Semoga tenun ini kedepannya bisa semakin terkenal seperti batik, karena tenun merupakan salah satu warisan nusantara,” ucapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Peringati Hari Kartini, De Victoria Tampilkan 6 Busana Etnik Khas Nusantara
Pewarta | : Alfounnier Arivia Narendra (MG-MBKM) |
Editor | : Irfan Anshori |